8 Alat Bantu Pernapasan untuk Napas yang Lebih Lega | Hello Sehat
8 Alat Bantu Pernapasan untuk Napas yang Lebih Lega | Hello Sehat

Berbeda dengan tabung oksigen yang ukurannya besar, oksigen portable dikemas dalam tabung kecil. Oksigennya tersedia dalam bentuk gas. Oksigen portable dijual bebas sehingga Anda bisa membelinya di apotek atau toko obat terdekat. Tabung oksigen ini mudah dibawa ke mana pun dan tentu Anda bisa menggunakannya di rumah.
Selain untuk orang-orang dengan gangguan pernapasan tertentu, oksigen portable biasa menjadi salah satu komponen penting dalam kotak Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K).
3. Oxygen concentrator

Oxygen concentrator adalah alat yang bekerja menghasilkan oksigen murni dari udara bebas. Alat bantu pernapasan ini biasa digunakan untuk orang dengan sesak napas akibat penyakit tertentu. Alat ini digunakan untuk meningkatkan kadar oksigen dalam darah.
Alat ini bekerja dengan cara mengambil udara bebas dari lingkungan sekitar. Nantinya, alat ini akan memisahkan nitrogen ataupun zat lain dari udara menggunakan penyaring atau filter yang ada. Oksigen murni kemudian dapat disalurkan melalui selang ke saluran pernapasan pasien.
Alat ini terbagi dua, yang dapat bawa ke mana pun (portable) maupun yang memang didesain untuk tidak dipindah (statis). Alat ini sudah banyak dijual bebas di luar. Anda bisa memilih jenisnya sesuai dengan kebutuhan.
4. Oximeter

Oximeter sebenarnya bukan alat yang dapat membantu pernapasan. Namun, oximeter sering digunakan bersama dengan alat bantu pernapasan lainnya untuk mengukur kadar oksigen dalam darah Anda.
Dengan bantuan oximeter, Anda bisa mengetahui apakah kadar oksigen dari alat bantu napas sudah sesuai dengan kebutuhan Anda atau belum.
Oximeter memiliki berbagai bentuk. Bahkan, beberapa ada yang berbentuk seperti jam tangan. Alat ini dihubungkan dengan sensor yang berfungsi untuk mengukur kadar oksigen pada jari Anda.
Kadar oksigen atau tingkat kejenuhan oksigen dalam darah akan langsung muncul di layar alat ini, persis seperti ketika Anda melihat angka pada jam tangan.
5. Nebulizer

Nebulizer adalah alat yang berfungsi untuk mengubah obat asma yang berbentuk cair menjadi gas. Gas ini akan dialirkan melalui selang ke saluran pernapasan. Dengan kata lain, alat ini memiliki kemampuan untuk menembakkan langsung obat asma menuju organ target, yaitu paru-paru. Tentu saja, ini menyebabkan efeknya akan lebih cepat terasa.
Menurut Cleveland Clinic, uap yang dihasilkan dari obat cair tersebut dapat membantu mengatasi masalah pernapasan, mengurangi gejala mengi, serta mengurangi produksi lendir dalam paru. Nebulizer dapat digunakan dengan berbagai jenis obat, mulai dari bronkodilator hingga cairan saline.
6. CPAP

CPAP adalah singkatan dari Continous Positive Airway Pressure. Alat ini digunakan bagi pasien sleep apnea. Orang dengan sleep apnea memiliki kesulitan bernapas saat tidur yang disebabkan karena adanya penyumbatan saluran pernapasan ataupun tidak stabilnya pusat kendali pernapasan.
Ketika penyumbatan terjadi, orang dengan sleep apnea akan terbangun mendadak dan sesak napas. CPAP bekerja dengan mengontrol tekanan udara yang stabil sehingga bisa membuat saluran pernapasan tetap terbuka. Tekanan udara disalurkan melalui topeng yang dikenakan orang dengan sleep apnea saat ia tidur.
Selain untuk mengatasi masalah sleep apnea, CPAP juga umum digunakan sebagai alat bantu pernapasan untuk bayi yang terlahir prematur. Bayi prematur biasanya berisiko mengalami masalah pernapasan karena paru-parunya yang belum berkembang secara sempurna. Itu sebabnya, dibutuhkan CPAP untuk membantu proses pernapasannya.
Meski begitu, CPAP untuk bayi hanya digunakan di rumah sakit, dengan tabung plastik yang dimasukkan melalui mulut atau hidung bayi.
7. Air cleaner

Air cleaner atau air purifiers digunakan untuk meningkatkan kualitas udara. MAlat ini bisa diletakkan di rumah ataupun di kantor Anda.
Meski bukan alat bantu pernapasan medis, alat ini cukup membantu membersihkan udara sehingga orang dengan gangguan pernapasan seperti asma, emfisema, atau alergi lebih jarang kambuh.
Alat ini juga baik digunakan untuk orang yang tinggal di area dengan kualitas udara buruk, polusi udara yang tinggi, atau penuh debu, kutu, dan tungau.
Air cleaner atau air purifier biasanya memiliki saringan yang berfungsi untuk menyaring partikel debu ataupun mikroorganisme, seperti kutu. Alhasil, udara yang dihasilkan pun jadi segar. Selain sistem penyaring, alat ini juga terkadang memiliki pembersih ion yang akan berfungsi dalam proses ionisasi udara sehingga menghasilkan udara yang bersih dari partikel-partikel polutan.
8. Aspirator atau suction machine

Aspirator atau biasa disebut suction machine adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menyedot lendir ataupun cairan lain dari saluran pernapasan pasien agar dapat bernapas dengan baik. Pasien menggunakan topeng yang tekanan udaranya diatur sedemikian rupa, sehingga pasien akan terstimulasi untuk mengeluarkan lendir dari paru-parunya.
Sesak napas tentu membuat Anda merasa sangat tidak nyaman. Namun, belum tentu semuanya membutuhkan alat bantu napas. Konsultasikanlah dengan dokter untuk mendapatkan solusi terbaik serta saran seputar alat bantu napas yang paling sesuai untuk Anda.
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
BiPap – Johns Hopkins Medicine. (n.d.). Retrieved June 16, 2020, from https://www.hopkinsmedicine.org/health/treatment-tests-and-therapies/bipap
Home Nebulizer – Cleveland Clinic. (2019). Retrieved June 16, 2020, from https://my.clevelandclinic.org/health/drugs/4254-home-nebulizer
Oxygen Therapy – American Thoracic Society. (2016). Retrieved June 16, 2020, from https://www.thoracic.org/patients/patient-resources/resources/oxygen-therapy.pdf
Oxygen Therapy – COPD Foundation. (2020). Retrieved June 16, 2020, from https://www.copdfoundation.org/Learn-More/I-am-a-Person-with-COPD/Oxygen-Therapy.aspx#:~:text=Oxygen%20therapy%2C%20or%20supplemental%20oxygen,frustrated%2C%20scared%2C%20and%20confused.
Breating support for premature babies – Tommy’s Pregnancy Hub. (2017). Retrieved June 16, 2020, from https://www.tommys.org/pregnancy-information/pregnancy-complications/premature-birth/your-babys-time-hospital/breathing-support-premature-babies
Hukins, C., Murphy, M., & Edwards, T. (2020). Dose–response characteristics of noninvasive ventilation in acute respiratory failure. ERJ Open Research, 6(1), 00041-2019. https://doi.org/10.1183/23120541.00041-2019
Koga, Y., Kaneda, K., Fujii, N., Tanaka, R., Miyauchi, T., & Fujita, M. et al. (2019). Comparison of high‐flow nasal cannula oxygen therapy and non‐invasive ventilation as first‐line therapy in respiratory failure: a multicenter retrospective study. Acute Medicine & Surgery, 7(1). https://doi.org/10.1002/ams2.461
COPD Working Group (2012). Noninvasive positive pressure ventilation for chronic respiratory failure patients with stable chronic obstructive pulmonary disease (COPD): an evidence-based analysis. Ontario health technology assessment series, 12(9), 1–51.
Ankjærgaard, K., Tønnesen, P., Laursen, L., Hansen, E., Andreassen, H., & Wilcke, J. (2016). Home Non Invasive Ventilation (NIV) treatment for COPD patients with a history of NIV-treated exacerbation; a randomized, controlled, multi-center study. BMC Pulmonary Medicine, 16(1). https://doi.org/10.1186/s12890-016-0184-6
Artikel Terkait
Banyak orang merasa ragu untuk menggunakan alat bantu dengar. Alasannya bisa macam-macam. Bisa karena kurang percaya diri, merasa belum perlu, bisa juga karena tidak yakin apakah alat bantu dengar cukup efektif. Padahal, penting bagi siapapun yang punya gangguan pendengaran untuk pakai alat bantu dengar sesegera mungkin.
Apakah saya membutuhkan alat bantu dengar?
Ada banyak orang yang tidak sadar bahwa mereka bisa jadi memiliki gangguan pendengaran. Sebenarnya, ada tanda-tanda yang akan muncul. Pertama, Anda sering meminta orang lain mengulangi perkataannya. Kedua, Anda sering menonton televisi atau menyetel musik dengan volume keras. Ketiga, Anda sering kesulitan mendengar jika ada banyak orang yang bicara sekaligus.
Di luar itu, bisa jadi masih ada beberapa tanda lainnnya. Jika Anda mengalami tanda-tanda yang telah disebutkan tadi, tampaknya Anda perlu memeriksakan pendengaran Anda. Konsultasikan ke dokter ahli telinga, hidung, tenggorokan atau THT.
Buat apa pakai alat bantu dengar?
Gangguan pendengaran ternyata bisa berdampak luas, bukan hanya pada kemampuan pendengaran Anda. Masalah ini bisa mengganggu kehidupan sosial dan kondisi psikologis juga. Misalnya saja, lawan bicara yang kesal ketika Anda memintanya mengulang pembicaraannnya atau keluarga di rumah Anda yang harus teriak-teriak ketika berbicara dengan Anda.
Segera ikuti saran dari dokter untuk mulai pakai alat bantu dengar. Menghindar pakai alat bantu dengar bisa membuat gangguan pendengaran semakin meningkat. Dengan kata lain, semakin lama Anda menunda menggunakan alat bantu dengar, semakin besar pula kemungkinan Anda akan semakin sulit dalam mendengar ke depannya.
Selain itu, sejumlah penelitian membuktikan bahwa gangguan pendengaran yang tidak segera ditangani bisa berujung pada masalah kesehatan yang lebih serius, misalnya demensia atau pikun.

Mengatasi keraguan untuk pakai alat bantu dengar
Mengapa Anda masih ragu-ragu untuk pakai alat bantu dengar? Apapun alasannya, risiko-risiko tidak pakai alat bantu dengar itu selalu lebih besar daripada risiko atau konsekuensi yang mungkin terjadi kalau Anda pakai alat bantu dengar.
1. Tidak ingin diistimewakan
Tak dapat dipungkiri bahwa alat bantu dengar akan mengubah hidup Anda. Dengan penurunan pendengaran, Anda bisa jadi akan diperlakukan secara istimewa. Entah itu oleh keluarga sendiri atau oleh orang asing. Anda mungkin tidak ingin hal itu terjadi pada Anda.
Misalnya, Anda akan dipandang sebagai orang yang “dituakan” sehingga orang mengeraskan volumenya ketika berbicara dengan Anda, padahal Anda sudah pakai alat bantu dengar. Atau Anda akan diberikan tempat khusus dalam suatu acara, misalnya selalu diberikan tempat duduk paling depan agar suara dari panggung terdengar oleh Anda.
Bila itu yang Anda rasakan, cobalah pikirkan matang-matang. Justru dengan alat bantu dengar, pendengaran Anda akan jauh lebih baik dan seperti orang normal. Jadi, ketika Anda mendapatkan perlakuan seperti di atas, Anda bisa dengan mudahnya mengatakan, “Pendengaran saya baik-baik saja karena sudah menggunakan alat ini. Jadi kamu tidak perlu bicara sambil teriak-teriak lagi, dengan suara yang biasa saja sudah cukup.”
Namun, jika memang Anda benar-benar tidak ingin kelihatan orang lain, Anda bisa menggunakan jenis alat pendengaran yang kecil dan berada di lubang telinga atau biasa dinamakan dengan in the ear (ITE).
2. Tidak ingin dipermalukan
Dulu pasti ada salah satu teman sekolah Anda yang tidak ingin menggunakan kacamata. Kurang lebih seperti inilah kondisinya. Bagi anak-anak, kacamata akan merubah penampilan seseorang dan bisa jadi orang yang berkacamata akan mendapatkan cemoohan baru, misalnya akan disebut “mata empat” oleh teman-temannya. Begitu juga halnya dengan menggunakan alat bantu dengar.
Jangan khawatir, orang-orang juga nantinya akan bosan sendiri dan sudah terbiasa dengan kebutuhan Anda akan alat bantu dengar. Hal yang baru memang cenderung bikin heboh. Ada siasat yang bisa Anda lakukan supaya orang-orang tidak terlalu heboh saat Anda pertama kali pakai alat bantu dengar, misalnya potong rambut dengan gaya yang berbeda. Dengan begitu, perhatian orang-orang akan teralih pada rambut Anda.
Ingatlah betapa nikmat dan mudahnya hidup bila pendengaran Anda lebih tajam. Anda tidak perlu minta orang lain mengulang kata-katanya. Anda juga tidak perlu lagi pura-pura menyimak perkataan orang lain, padahal Anda tidak bisa mendengarnya.
3. Tidak yakin alat bantu dengar bisa meningkatkan pendengaran
Bagi orang yang sudah lama memiliki gangguan pendengaran, mereka akan mencoba untuk menerima saja keadaannya. Bahkan, keyakinannya untuk mendapatkan pendengaran yang lebih baik malah sudah berkurang atau lebih jauh lagi, sudah hilang sama sekali.
Jika alasan seperti ini yang jadi masalah, Anda bisa bertemu dengan orang yang sudah menggunakan alat bantu dengar. Mengobrollah dan minta orang yang sudah menggunakan alat bantu dengar untuk menceritakan pengalamannya. Dengan begitu, Anda akan melihat sudut pandang baru yang bisa menguatkan keputusan Anda pakai alat bantu dengar.
4. Tidak yakin kualitas hidupnya akan membaik
Hampir sama seperti alasan di atas, orang yang memiliki gangguan pendengaran bisa jadi akan menjawab, “Sepertinya akan sama saja ketika saya sudah menggunakan alat bantu dengar. Tidak akan ada yang berubah.”
Padahal, banyak orang yang menyatakan beberapa aspek dalam hidupnya jadi jauh lebih baik dibandingkan ketika belum pakai alat bantu dengar. The National Council on the Aging melakukan survei dan mendapatkan hasil bahwa 66 persen orang mampu menjalankan komunikasi yang jauh lebih efektif.
Selain itu, 50 persen lebih peserta survei mengatakan bahwa hubungan di rumah menjadi lebih baik dan memiliki kehidupan sosial yang lebih baik. Bahkan, 48 persen dari mereka mendapatkan rasa aman ketika menggunakan alat bantu dengar, bahkan 44 persen orang merasa lebih percaya diri. Jadi, pakai alat bantu dengar memang bisa mengubah hidup Anda menjadi lebih baik.
5. Takut tidak cocok dan takut tidak bisa menjaga alatnya dengan baik
Mungkin ada ketakutan mengenai ketidakcocokan alat bantu dengar yang sudah Anda beli. Mungkin juga Anda mendengar dari orang-orang bahwa banyak yang merasa tidak cocok dengan alat bantu dengarnya.
Ingat, setiap orang tentu butuh waktu untuk beradaptasi saat menggunakan alat bantu dengar. Waktunya berkisar antara 3 hingga 6 bulan. Mengapa begitu? Karena otak Anda harus mengingat-ingat kembali suara-suara yang sudah lama tidak pernah Anda dengar.
Selain itu, mungkin ada pula ketakutan mengenai kerusakan alat yang dapat terjadi. Padahal, itu bukanlah sesuatu yang perlu Anda takuti. Saat ini banyak alat yang menjamin garansi, sehingga ketika rusak, Anda bisa melakukan perbaikan terhadap alat tersebut.
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Anonim. Hesitating before you buy hearing aids online, or from an audiologist. Dilihat di https://www.embracehearing.com/blogs/hearingaidsnews/5853450-hearing-aids-and-quality-of-life. Diakses pada 20 September 2017
Anonim. Hearing, hearing loss, and current technology. Dilihat di https://www.shlnews.org/?p=818. Diakses pada 20 September 2017
Senior Research Group The National Council on the Aging 1999. The consequences of untreated hearing loss in older persons. Dilihat di https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK233884/. Diakses pada 20 September 2017.
Anonim. 2017. Hearing aids. National Institute on Deafness and Other Communication Disorders (NIDCD). Dilihat di https://www.nidcd.nih.gov/health/hearing-aids. Diakses pada 20 September 2017.
Lin, F. 2011. Hearing loss and dementia linked in study. John Hopkins Medicine dan National Institute of Health. Dilihat di http://www.hopkinsmedicine.org/news/media/releases/hearing_loss_and_dementia_linked_in_study. Diakses pada 20 September 2017.
Anonim. Quick statistics about hearing. National Institute on Deafness and Other Communication Disorder, National Institutes of Health. https://www.nidcd.nih.gov/health/statistics/quick-statistics-hearing. Diakses pada 20 September 2017.
Artikel Terkait
Banyak orang yang menunggu sampai kehilangan pendengaran, baru akhirnya mau menggunakan alat bantu dengar. Padahal menurut penelitian, pendengaran Anda sangat mencerminkan kondisi kesehatan tubuh. Jadi, Anda tidak bisa mengabaikan begitu aja kalau ada masalah seperti hilang pendengaran. Kira-kira bagaimana pendengaran manusia memengaruhi kesehatannya? Simak informasi lengkapnya di bawah ini.
Bagaimana pendengaran memengaruhi kesehatan tubuh?
Dalam sebuah penelitian yang dimuat pada American Journal of Epidemiology, peserta penelitian berusia lanjut yang mengalami gangguan pendengaran tingkat sedang hingga serius ternyata mengalami penurunan daya ingat serta kemampuan mental lainnya seperti berpikir dan mengambil keputusan.
Melalui mesin pemindaian, para ahli melaporkan bahwa orang dengan gangguan pendengaran juga akan mengalami atrofi atau penyusutan otak. Penyusutan inilah yang menyebabkan fungsi otak semakin menurun.
Menurut penelitian pada tahun 2015 ini, mereka yang mengalami atrofi otak jadi lebih rentan mengalami demensia. Jadi, hilang pendengaran memang bisa merembet sampai masalah otak.
Untungnya, penelitian lain dalam Journal of the American Medical Association (JAMA) di tahun yang sama menguak bahwa penggunaan alat bantu dengar yaitu implan koklea bisa mencegah penurunan fungsi otak. Bahkan lansia yang menggunakan implan koklea melaporkan peningkatan khususnya dalam daya ingat dan konsentrasi.
Nah, hal ini terjadi karena saat Anda hilang pendengaran, otak dipaksa untuk bekerja lebih keras dalam memahami suara-suara yang terdengar sayup di sekitar Anda. Selain itu, suara yang Anda dengar bisa menjadi impuls dan merangsang aktivitas otak. Kalau Anda sulit mendengar, otak pun jadi lebih pasif sehingga pelan-pelan fungsinya menurun.
Hilang pendengaran bukan cuma karena usia
Meskipun gangguan pendengaran biasanya dialami oleh orang-orang lanjut usia, bukan berarti orang muda sama sekali bebas dari risiko. Justru berbagai penelitian terbaru menunjukkan kalau remaja dan orang dewasa generasi sekarang lebih rentan hilang pendengaran.
Penyebabnya antara lain mendengarkan musik dengan suara terlalu keras. Selain itu, bekerja di tempat yang bising, cedera di kepala, dan infeksi di telinga juga bisa membuat Anda berisiko mengalami hilang pendengaran.
Karena itu, sebisa mungkin jaga kesehatan telinga Anda dan segera periksa ke dokter kalau Anda merasa ada yang salah dengan pendengaran Anda. Semakin cepat dideteksi, Anda punya peluang makin besar untuk mengendalikan penyakit tersebut.
Yuk, tes sebaik apa pendengaran Anda!
Untuk memantau seberapa baik pendengaran Anda, Anda bisa melakukan tes sendiri di rumah. Hearing Health Foundation, yaitu organisasi yang bergerak di bidang pendengaran dan penelitian asal Amerika Serikat telah menyusun tes mandiri berikut ini untuk menguji pendengaran Anda. Silakan dijawab.
- Apakah Anda sulit mendengar orang di telepon?
- Apakah Anda sulit mengikuti pembicaraan kalau ada dua orang atau lebih yang bicara bersamaan?
- Apakah orang rumah sering mengeluh karena Anda menyetel suara televisi terlalu keras?
- Apakah Anda kesulitan memahami percakapan orang-orang?
- Apakah Anda sulit mendengar kalau sedang ada suara bising di sekitar?
- Apakah Anda sering minta orang lain untuk mengulangi perkataannya?
- Apakah Anda merasa kalau orang-orang bicaranya tidak jelas, seolah cuma menggumam?
- Apakah Anda sering salah paham atau menjawab yang tidak nyambung?
- Apakah Anda kesulitan mendengar suara perempuan dan anak-anak ketika mereka bicara?
- Apakah orang-orang sering merasa kesal karena Anda sering salah tangkap ketika diajak bicara?
Kalau Anda menjawab “Ya” untuk sekurang-kurangnya tiga pertanyaan di atas, sebaiknya Anda segera periksa ke dokter.
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Surprising Ways Your Hearing Affects Your Health. https://www.everydayhealth.com/news/surprising-ways-your-hearing-affects-your-health/. Diakses 9 Agustus 2017.
The Hidden Risks of Hearing Loss. http://www.hopkinsmedicine.org/health/healthy_aging/healthy_body/the-hidden-risks-of-hearing-loss. Diakses 9 Agustus 2017.
Indra penciuman manusia merupakan sebuah sistem yang menakjubkan. Dalam keadaan sehat, manusia bisa mencium hingga kira-kira satu triliun jenis bau-bauan yang berbeda. Namun, ada juga orang-orang yang sudah tak bisa mencium bau apa pun atau hanya bisa mencium jenis-jenis aroma tertentu.
Sebuah penelitian di Amerika Serikat menguak bahwa orang yang kehilangan indra penciuman lebih berisiko terhadap kematian dalam jangka waktu lima tahun. Benarkah demikian? Cari tahu penjelasan lengkapnya di bawah ini.
Mengapa seseorang bisa kehilangan indra penciuman?
Kehilangan indra penciuman sepenuhnya dikenal dengan istilah anosmia. Untuk memahami bagaimana anosmia bisa terjadi, Anda harus tahu dulu bagaimana manusia bisa mencium bau. Hal-hal yang ada di sekitar Anda akan melepaskan molekul-molekul tertentu yang kemudian ditangkap oleh sel-sel saraf di hidung. Sel saraf tersebut lantas mengirimkan sinyal khusus ke otak. Otaklah yang akan mengenali bau-bauan yang Anda cium.
Gangguan apa pun yang terjadi dalam proses penciuman tersebut akan menyebabkan anosmia. Pemicunya bisa macam-macam. Mulai dari alergi, infeksi sinusitis, cedera di hidung atau kepala, penuaan, hingga kecacatan atau penyakit kronis tertentu.
Apa artinya jika seseorang sudah tak bisa mencium bau?
Menurut sebuah penelitian oleh tim ahli dari University of Chicago di Amerika Serikat, orang yang tidak bisa mencium bau punya kemungkinan besar meninggal dunia lebih cepat. Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Public Library of Science (PLOS) One ini mengamati lebih dari 3.000 orang peserta lanjut usia (lansia) mulai dari tahun 2005 hingga 2011. Dari pengamatan ilmiah tersebut, diketahui bahwa orang yang kehilangan indra penciuman empat kali lebih berisiko meninggal dunia dalam kurun waktu lima tahun.
Sejumlah 39 persen peserta lansia yang sudah tidak bisa mencium bau meninggal dalam kurun waktu lima tahun setelah mereka pertama kali diminta untuk menjalani tes indra penciuman. Jumlah lansia yang ketajaman penciumannya sudah mulai berkurang lalu meninggal dalam waktu lima tahun adalah 19 persen. Sedangkan hanya ada 10 persen lansia dengan indra penciuman sehat dan normal yang meninggal dalam waktu lima tahun.

Penelitian lain dalam jurnal Annals of Neurology tahun 2008 juga melihat bahwa orang dewasa yang sudah tidak bisa mencium bau lebih rentan terhadap penyakit Alzheimer dan Parkinson. Dari berbagai hasil penelitian tersebut, bisa disimpulkan bahwa kehilangan indra penciuman bukanlah gejala kesehatan yang bisa diremehkan begitu saja.
Bagaimana indra penciuman berkaitan dengan umur manusia?
Menurut para ahli, kehilangan indra penciuman tidak bisa menyebabkan kematian. Hal tersebut cuma menandakan gejala gangguan kesehatan yang mungkin saja memperpendek usia seseorang.
Indra penciuman Anda diatur oleh sel saraf yang terletak di sistem saraf pusat. Sel-sel tersebut seharusnya mampu memperbarui diri (regenerasi) secara terus menerus. Bila Anda tidak bisa mencium, maka sel-sel Anda sudah tak mampu melakukan regenerasi lagi. Ini berarti ada kerusakan yang serius dalam sistem saraf Anda.
Itulah mengapa kehilangan indra penciuman, khususnya pada lansia, mungkin menandakan tubuh Anda sudah tidak bisa melawan kerusakan sel dan memperbaiki diri lagi. Jadi, bila Anda mulai sulit mengenali atau mencium bau, tak ada salahnya untuk segera periksa ke dokter.
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Your Nose Knows Death is Imminent. https://www.theguardian.com/science/neurophilosophy/2014/oct/01/your-nose-knows-death-is-imminent Diakses pada 9 Juni 2017.
Olfactory Dysfunction Predicts 5-Year Mortality in Older Adults. http://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0107541 Diakses pada 9 Juni 2017.
Anosmia. http://www.webmd.com/brain/anosmia-loss-of-smell#1 Diakses pada 9 Juni 2017.
Study: Loss of Sense of Smell May Mean You May Not Live Longer. http://articles.mercola.com/sites/articles/archive/2014/10/15/anosmia-loss-sense-smell.aspx Diakses pada 9 Juni 2017.
10 Incredible Facts About Your Sense of Smell. http://www.everydayhealth.com/news/incredible-facts-about-your-sense-smell/ Diakses pada 9 Juni 2017.
Artikel terkait