Cerita Kadensus 88 Irjen Marthinus Berkelahi dengan Teroris di Bekasi: Saya Rugi Tembak Kamu - Pikiran-Rakyat
Cerita Kadensus 88 Irjen Marthinus Berkelahi dengan Teroris di Bekasi: Saya Rugi Tembak Kamu - Pikiran-Rakyat.com
PIKIRAN RAKYAT - Kepala Detasemen Khusus (Kadensus) 88 Irjen Pol. Marthinus Hukom membagikan kisah saat terlibat perkelahian dengan pemimpin sebuah organisasi teroris, Nasir Abbas.
Perkelahian itu terjadi di Bekasi, Jawa Barat, beberapa tahun silam. Saat ini, Nasir Abbas pun sudah tak lagi terlibat dalam organisasi teroris dan aktif membantu pemerintah dalam program deradikalisasi untuk orang-orang yang pernah aktif di organisasi teroris.
Irjen Marthinus mengisahkan, perkelahiannya dengan Nasir Abbas dahulu terjadi ketika sedang melakukan penggerebekan.
"Saya diperintahkan oleh senior-senior saya untuk mencari seseorang. Saya hanya dikasih nomor telepon, tidak dikasih foto, tidak dikasih apa," kata Irjen Marthinus dalam acara talk show yang ditayangkan kanal Youtube Akbar Faizal Uncensored pada 15 Oktober 2021.
"Singkat cerita, kita menemukan rumahnya dan saya masuk. Saya menyerbu masuk hanya untuk menangkap dia (Nasir Abbas)," kata Irjen Marthinus lagi.
Semangat perlawanan Nasir Abbas, kata Irjen Marthinus, masih sangat tinggi saat itu sehingga berontak ketika disergap polisi.
Bahkan, Nasir Abbas sempat meminta Irjen Marthinus untuk menembaknya karena yakin dirinya akan 'mati syahid' dengan cara seperti itu.
"Ketika terjadi perkelahian itu, dia sempat berkata, 'Sudah pak, tembak saya saja!'" kata Irjen Marthinus menirukan ucapan Nasir Abbas.

Namun, Irjen Marthinus ogah menembak mati Nasir Abbas dan tetap ingin menangkapnya dengan tujuan tertentu.
"Saya bilang, sambil berantem, 'Saya rugi tembak kamu. Saya ingin sesuatu yang lebih. Tidak hanya sekadar melihat mayatmu. Saya ingin mendapat informasi dari kamu,'" ucap Irjen Marthinus.
Densus 88 sempat ramai dibicarakan masyarakat beberapa hari terakhir, dipicu oleh ucapan anggota DPR RI, Fadli Zon.
Fadli Zon berkicau di akun Twitter pribadinya pada 5 Oktober 2021, menyarankan Densus 88 dibubarkan saja.
Fadli Zon memberi saran itu setelah mengetahui pernyataan Direktur Pencegahan Detasemen Khusus (Densus) Antiteror 88 Polri, Kombes M Rosidi, yang menyebut Taliban telah menjadi inspirasi kelompok teroris di Indonesia.
Menurut Fadli Zon, narasi semacam itu berbau Islamofobia dan sudah tidak relevan lagi saat ini.***