Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Featured

    Epidemiolog Rusia Peringatkan Kebangkitan Wabah Black Death, Bisa Membunuh Kurang dari 24 Jam - Pikiran Rakyat

    3 min read

     

    Epidemiolog Rusia Peringatkan Kebangkitan Wabah Black Death, Bisa Membunuh Kurang dari 24 Jam

    13 Oktober 2021, 08:37 WIB
    Ilustrasi bakteri. Peringatan serius dari epidemiolog Rusia, wabah Black Death kembali bangkit.
    Ilustrasi bakteri. Peringatan serius dari epidemiolog Rusia, wabah Black Death kembali bangkit. /Pixabay/ Arek Socha

    PIKIRAN RAKYAT - Seorang epidemiolog sekaligus pejabat kesehatan masyarakat Rusia, Anna Popova memperingati bahaya kebangkitan wabah Black Death.

    Wabah Black Death disebabkan oleh bakteri Yersinia pestis yang dibawa oleh kutu di badan tikus. Infeksi bakteri ini dapat menimbulkan efek serius bahkan disebut-sebut dapat membunuh orang dewasa dalam waktu kurang dari 24 jam, jika tidak ditangani tepat waktu.

    Menurut Anna Popova, kebangkitan Black Death dipicu oleh pemanasan global dan perubahan iklim ekstrem yang belakangan semakin parah.

    Baca Juga: MUI Angkat Bicara Soal Kisruh Rizky Billar dan Lesti Kejora, Ancaman Penjara Terbantahkan?

    “Kami melihat bahwa batas titik wabah Black Death, telah berubah akibat pemanasan global dan perubahan iklim dan efek antropogenik lainnya terhadap lingkungan,” kata Anna sebagaimana dikutip dari Mirror.

    “Kami menyadari bahwa kasus wabah Black Death, di dunia semakin meningkat, ini adalah salah satu risiko dalam agenda hari ini,” ucapnya.

    Perhatian khusus dicurahkan demi mencegah sejarah kelam terulang kembali.

    Baca Juga: Tindakan Keras Rodrigo Duterte Bagi Warga Filipina yang Ogah Divaksin: Suntik Mereka Saat Tidur!

    Pasalnya pada abad ke-14, wabah Black Death ini telah menewaskan sekitar 200 juta jiwa yang mana merupakan 60 persen populasi Eropa.

    Menurut Anna, dalam beberapa waktu wabah terdeteksi di RusiaChina, dan Amerika Serikat.

    UNICEF telah memperingatkan pada bulan Agustus, tentang kebangkitan wabah mematikan tersebut di Afrika.

    Sebulan sebelumnya ditemukan penyakit Bubonic Plague (pes), yang menyebabkan pembatalan Rally Silk Way, di Mongolia.

    Sementara sejak tahun lalu Rusia sudah mengambil langkah besar untuk menghentikan penyebaran Black Death.

    Puluhan orang divaksinasi di daerah perbatasan, di Republik Tuva dan Altai Siberia, ketika negara itu secara bersamaan memerangi Covid-19.

    Satu wabah tercatat di dataran tinggi Ukok, pegunungan Altai, di Rusia, untuk pertama kalinya dalam lebih dari 60 tahun.

    Sumber: Pikiran Rakyat Pangandaran

    Komentar
    Additional JS