JAKARTA, iNews.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan tak gentar dengan kemungkinan Uni Eropa (UE) membawa masalah penghentian ekspor nikel mentah asal Indonesia ke Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organizaton/WTO).

Menurut dia, hal itu merupakan kebijakan Indonesia untuk hilirisasi industri dan akan diteruskan, meskipun diprotes keras oleh sejumlah negara terutama UE, termasuk konsekuensi diadukan ke WTO.

“Ini kebijakan kita mengenai hilirisasi (industri nikel, Red), ini akan kita teruskan. Kalau kita stop ekspor nikel, ya kita stop. Meskipun kita dibawa ke WTO oleh Uni Eropa, silakan enggak apa-apa. Ini nikel kita kok. Dari bumi negara kita kok. Silakan (kalau mau lapor ke WTO, Red),” kata Jokowi. 

Presiden mengaku banyak negara yang bertanya soal kebijakan penyetopan ekspor nikel mentah Indonesia di forum G20 beberapa waktu lalu. Namun dia memberi penjelasan terkait alasan alasan dibalik kebijakan tersebut.

“Memang kemarin waktu di G20, banyak negara-negara yang menyampaikan kepada saya mengenai ekpor nikel. Saya sampaikan, loh, kita ingin membuka lapangan kerja yang seluas-luasnya di Indonesia. Kalau saya buka ekspor nikel dan saya kirim raw material, kita kirim raw material dari Indonesia ke Eropa, ke negara-negara lain, yang buka lapangan kerja mereka dong. Kita enggak dapat apa-apa,” tutur Jokowi.

Namun dia juga menyampaikan bahwa Indonesia tetap terbuka dan siap bekerja sama. Dalam hal ini, Indonesia terbuka menerima investasi untuk mengolah bahan-bahan mentah di dalam negeri.

“Tapi kalau mau kerja sama ayo. Kerja sama setengah jadi di Indonesia enggak apa-apa, nanti setengah jadi dikirim ke negaramu jadikan barang jadi enggak apa-apa kok. Kita terbuka. Tapi bikin di sini, investasi di sini. Jadi kita enggak menutup diri kok. Kita terbuka. Tapi kalau kita suruh kirim bahan mentah terus, ndak, ndak, ndak, ndak, ndak, stop. Jangan berpikir Indonesia akan kirim bahan mentah,” tutur Jokowi.

Editor : Jeanny Aipassa