Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Featured

    Masa Kecil Jualan Telur, Sekarang Pemuda Ini Jadi Pengusaha Besar Halaman all - Kompas

    3 min read

     

    Masa Kecil Jualan Telur, Sekarang Pemuda Ini Jadi Pengusaha Besar Halaman all - Kompas.com

    Josh Murray mendirikan bisnis telurnya ketika berusia sembilan tahun.

    "Saat itu saya berusia sembilan tahun dan berjiwa kapitalis ," kata Josh.

    "Saya ingin membeli Lego dan orang tua saya tidak mau memberikannya kepada saya begitu saja. (Mereka) menyarankan saya untuk melakukan sesuatu yang bisa membuat saya berguna," sambungnya.

    Video Rekomendasi

    Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu.
    Daftarkan email

    "Saya sempat tersinggung saat itu, tapi kemudian melihat kami punya beberapa ayam. Itu jadi hal yang paling mudah bagi saya untuk dijadikan uang," imbuh Josh.

    Berhasil menembus supermarket

    Dari kawasan pertanian keluarganya di Monegeetta, negara bagian Victoria, hingga pasar dan pedagang, Josh dan ibunya, Tamsyn, mengembangkan bisnis mereka secara perlahan-lahan.

    Tidak lama kemudian, mereka dapat menembus jaringan supermarket.

    Tamsyn mengatakan ia adalah ibu pekerja keras, yang ada di belakang putranya yang kini jadi pengusaha telur.

    "Josh membuat lelucon jika ia menciptakan pekerjaan penuh waktu untuk saya," katanya.

    Menurut Tamsyn, bisnis mereka sudah berkembang pesat selama 12 tahun terakhir.

    "Kami sekarang sudah menjual lebih dari 40 juta telur," tuturnya.

    "Dua telur dianggap sebagai makanan lengkap, jadi kami sudah menyediakan 20 juta porsi makanan dalam tujuh tahun terakhir," imbuh Tamsyn.

    “Kami juga menyumbangkan telur ke yayasan amal. Baru-baru ini kami menghitung jumlahnya saat itu mencapai 996 ribu terlur," kata Tamsyn.

    "Sekarang sudah mencapai satu juta telur. Kami tak percaya jika sudah menyumbangkan satu juta telur," lanjut Tamsyn.

    Fokus pada keberlanjutan

    Meskipun pertumbuhan sangat besar selama beberapa tahun terakhir, keluarga Murray terus mempertahankan fokus mereka pada pertanian yang keberlanjutan.

    "Ayam bisa sangat merusak lingkungan, mereka memakan segalanya dan kotorannya sangat asam," kata Josh.

    "Jika ayam dibiarkan terlalu lama di satu tempat, tanah menjadi padat dan jadinya kita tak akan bisa menanam apa pun setelah itu," lanjutnya.

    “Oleh karena itu, kandang ayam kami dipindahkan agar memberikan kesempatan bagi lahan untuk regenerasi," tutur Josh.

    "Sebagai seorang pemuda, saya melihat satu-satunya cara kami dapat bergerak maju adalah membuatnya menjadi perternakan yang keberlanjutan dan berhenti merusak bumi," ungkapnya.

    Telur karbon netral

    Saat ini keluarga Murray memiliki cita-cita untuk membuat telur yang karbon netral.

    "Kami sedang bekerja sama dengan sebuah perusahaan di Melbourne yang menggunakan protein dari serangga (yang lebih ramah lingkungan)," kata Tamsyn.

    "[Dengan metode ini,] larva lalat hitam memakan sisa makanan. Kami sedang ingin mengganti kedelai dengan protein serangga, karena kedelai ditemukan di semua pakan ternak," ucap Tamsyn.

    "Dengan melihat potensi menggunakan protein serangga, juga energi berkelanjutan, tujuan terakhir kami adalah menciptakan telur karbon netral," tutup Tamsyn.

    Komentar
    Additional JS