Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Tidak Ada Kategori

    PCNU Temanggung: Larangan Penggunaan Ponsel bagi Santri Sebaiknya Dikaji Ulang - inews

    3 min read

     

    PCNU Temanggung: Larangan Penggunaan Ponsel bagi Santri Sebaiknya Dikaji Ulang

    Antara
    PCNU Temanggung: Larangan Penggunaan Ponsel bagi Santri Sebaiknya Dikaji Ulang
    Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah KH. M. Furqon (kiri). (foto: Antara)

    TEMANGGUNG, iNews.id - Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Temanggung, KH M Furqon meminta dilakukan peninjauan ulang terhadap larangan penggunaan telepon seluler bagi para santri di pondok pesantren. Furqon mengatakan penting bagi santri untuk beribadah di dunia maya.

    Selain itu, kata dia, santri tidak boleh gagap terhadap ruangan baru tersebut, tetapi justru aktif dan reaktif untuk kepentingan dakwah Islam rahmatal lil alamin.

    Pernyataan tersebut disampaikannya dalam kegiatan Santri Gayeng Nusantara (SGN) mendampingi santri mengenal teknologi informasi di Pondok Pesantren Al Hidayah, Kecamatan Kranggan, Kabupaten Temanggung, Minggu (28/11/2021).

    Menurut dia, jika sebelumnya banyak pesantren yang melarang penggunaan telepon seluler, sebaiknya dikaji ulang dan ditemukan format yang tepat agar penggunaan telepon seluler tidak salah arah.

    "Di dunia maya itu bisa berbuat pahala, bisa juga berbuat dosa. Jadi harus dipastikan internet yang digunakan untuk hal-hal positif dan baik," kata M. Furqon yang juga pengasuh Pondok Pesantren Al Hidayah ini.

    Tentor Santri 4.0 SGN Abas Zahrotin mengatakan keterampilan di bidang teknologi informasi menjadi penting karena akan menunjang dakwah dan aktivitas santri pascapesantren.

    "Bahwa masyarakat sudah berada di zona 4.0, jika santri tidak masuk dalam ruang itu, maka dakwahnya tidak tersampaikan. Penggunaan media sosial untuk kepentingan tersebut sangat penting," katanya.

    Dia mengatakan, penggunaan media sosial juga harus didukung dengan manajemen media sosial yang tepat, jika tidak, maka menjadi bola liar yang sulit dikendalikan. SGN sendiri menggelar pendampingan ini secara bertahap dari manajemen hingga pembuatan konten.

    "Ada lima tahapan, kami masih dalam tahap pertama, target akhir kami santri bisa coding sehingga bisa membuat aplikasi sendiri," katanya.

    Furqon mengatakan, kendala yang terjadi masih banyak pesantren yang melarang penggunaan telepon seluler. Larangan tersebut terjadi karena sering kali santri menyalahgunakannya untuk bermain game atau hal lain yang negatif.

    "Di sini pentingnya manajemen penggunaan telepon seluler, dalam hal ini kami mendampingi," ujarnya.

    Editor : Ahmad Antoni

    Bagikan Artikel:
    line sharing button
    Komentar
    Additional JS