Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Featured Gatot Nurmantyo

    Gatot Nurmantyo Blak-blakan Sebut Indonesia Terlilit Utang Besar: Jadi Beban Generasi Masa Depan By Pikiran Rakyat

    2 min read

     

    Gatot Nurmantyo Blak-blakan Sebut Indonesia Terlilit Utang Besar: Jadi Beban Generasi Masa Depan

    By
    Julkifli Sinuhaji
    pikiran-rakyat.com
    2 min


    PIKIRAN RAKYAT - Mantan Panglima TNI, Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo bicara tentang kondisi perekonomian Indonesia yang terlilit utang luar biasa besar. Secara blak-blakan, Gatot menyebut sebanyak 60 persen pejabat eksekutif melakukan praktek korupsi.

    "Korupsi ugal-ugalan, yang 60 persen di antaranya dilakukan para eksekutif justru di saat krisis (pandemi), dimana masyarakat membutuhkan pertolongan negara," ujar Gatot Nurmantyo di YouTube Refly Harun, Minggu, 9 Januari 2022.

    Praktek korupsi kata Gatot menjadikan Indonesia terlilit utang besar sehingga akan membebani generasi masa depan.

    "Bangsa ini, negara ini dililit utang yang luar biasa. Sejak 2014 meningkat 2,5 kali lipat. Total utang publik, pemerintah BUMN, dan Bank Indonesia sekitar Rp13.000 triliun atau 80 persen dari PDB," ucapnya.

    Sementara kata Gatot, utang pemerintah saat ini di tahun 2021 sekira Rp7.100 triliun dan akhir tahun 2022 akan mencapai Rp8.200 triliun atau sekitar 45 persen dari PDB.

    Menurut Gatot, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) telah memberikan peringatan kepada pemerintah tentang tingginya utang negara.

    "Kondisi ini sangat serius sebagai sebuah ancaman runtuhnya perekonomian nasional yang akan menjadi beban bagi beberapa generasi mendatang," ucapnya.

    Selain itu, Gatot juga menyoroti banyaknya pengangguran di Indonesia, padahal saat ini sedang bonus demografi.

    "Demokrasi ini yang katanya mensejahterakan rakyat, justru pengangguran pada Agustus 2021 mencapai 9,1 juta. Ini akan berdampak pada penduduk miskin," ucapnya menerangkan.

    Kondisi itu kata Gatot akan menciptakan kesenjangan yang semakin lebar di antara masyarakat sehingga mengancam keadilan sosial.***

    Komentar
    Additional JS