Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Featured Joe Biden Nord Stream 2 Rusia Ukraina

    Biden Ancam Setop Proyek Nord Stream 2 jika Rusia Invasi Ukraina Halaman all - Kompas

    4 min read

     

    Biden Ancam Setop Proyek Nord Stream 2 jika Rusia Invasi Ukraina Halaman all - Kompas.com

    PT. Kompas Cyber Media
    5-6 minutes

    WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada Senin (7/2/2022) mengancam akan menyetop pipa gas Nord Stream 2 yang dibangun Rusia jika negara pimpinan Presiden Vladimir Putin itu sampai menginvasi Ukraina.

    Proyek pipa gas bumi dengan nilai investasi sebesar 11 miliar dollar AS tersebut sedang menunggu persetujuan dari Jerman dan Uni Eropa.

    Pada hari itu, Biden menekankan bahwa sudah ada persetujuan dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz saat Barat berkumpul untuk mencegah perang di Eropa.

    KOMPAS.com: Berita Terpercaya

    Baca Berita Terbaru Tanpa Terganggu Banyak Iklan

    Baca juga: Bahas Rusia-Ukraina, Putin Siap Kompromi dengan Perancis tapi Masih Salahkan Barat

    Pada konferensi pers Gedung Putih dengan pemimpin baru Jerman, Biden mengatakan pasukan Rusia yang menyeberang ke Ukraina akan memicu penutupan pipa Nord Stream 2.

    Video Rekomendasi

    Cegah Invasi Rusia ke Ukraina, AS Ancam Setop Proyek Gas Nord Stream 2

    "Jika Rusia menyerang, yang itu berarti tank atau pasukan melintasi perbatasan Ukraina lagi, maka tidak akan ada, tidak ada lagi Nord Stream 2. Kami akan mengakhirinya," kata Biden, dikutip dari Reuters, Selasa (8/2/2022).

    Ditanya bagaimana bisa pihaknya akan menghentikan proyek pipa Nord Stream 2, mengingat proyek tersebut berada dalam kendali Jerman, Biden berkata, "Saya berjanji, kami akan dapat melakukannya".

    Sementara itu, Scholz mengatakan AS dan Jerman memiliki pendekatan yang sama ke Ukraina, ke Rusia dan sanksi.

    Tetapi, dia tidak secara langsung mengonfirmasi soal rencana penghentikan protek Nord Stream 2 atau menyebutkan pipa secara terbuka dengan nama selama kunjungan seharinya.

    Apakah AS dan Jerman berada di “halaman” yang sama atas proyek pipa Nord Stream 2 telah menjadi pertanyaan penting karena dua negara demokrasi utama memimpin sekutu NATO dalam mendorong balik terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin.

    Baca juga: Presiden Perancis Optimis Kesepakatan untuk Hindari Perang Rusia-Ukraina Bisa Tercapai, Asalkan…

    Rusia dilaporkan telah mengumpulkan sekitar 100.000 tentara di dekat perbatasan Ukraina.

    Rusia sendiri sudah menyangkal sedang merencanakan invasi.

    Para pejabat AS telah memperingatkan bahwa serangan bisa terjadi dalam beberapa hari atau minggu.

    Scholz, yang mendapat kecaman di dalam dan luar negeri atas apa yang dipandang sebagai kepemimpinan yang tidak memadai dalam krisis, mengatakan kepada wartawan bahwa Rusia akan membayar harga yang sangat tinggi jika menginvasi Ukraina.

    Diajuga mengatakan Jerman dan AS memiliki pendekatan yang sama.

    "Kami akan bersatu. Kami akan bertindak bersama. Dan, kami akan mengambil semua langkah yang diperlukan," kata Scholz.

    Biden dan Scholz menekankan bahwa mereka lebih memilih diplomasi sebagai solusi konflik Ukraina.

    Ditanya apakah Rusia masih memiliki "jalan keluar" dari krisis apa pun, Biden menjawab, “Ya”.

    Baca juga: Kehidupan di Ukraina, Terletak di Benua Eropa dan Agamanya

    Setelah pertemuan pekan ini dengan Biden, pejabat Uni Eropa, dan kepala negara Baltik, Scholz, direncanakan akan mengunjungi Ukraina dan Rusia pekan depan.

    Kanselir Jerman terpilih yang baru Olaf Scholz dilantik oleh Presiden parlemen Baerbel Bas di Bundestag Parlemen Jerman di Berlin, Rabu, 8 Desember 2021.

    Lihat Foto

    AP PHOTO/MARKUS SCHREIBER

    Kanselir Jerman terpilih yang baru Olaf Scholz dilantik oleh Presiden parlemen Baerbel Bas di Bundestag Parlemen Jerman di Berlin, Rabu, 8 Desember 2021.

    Biden telah menegaskan bahwa dirinya tidak ragu tentang keandalan Jerman sebagai mitra dan mengatakan Scholz mendapat kepercayaan penuh dari AS.

    "Tidak ada keraguan tentang kemitraan Jerman dengan Amerika Serikat. Tidak ada," kata Biden.

    Biden dan pejabat AS menekankan bahwa Jerman adalah donor bantuan non-militer terbesar kedua ke Kiev setelah AS, dan bahwa mereka bersama-sama merencanakan sanksi terhadap Rusia.

    Steven Sokol, presiden Dewan Amerika untuk Jerman, mengatakan Scholz perlu mengklarifikasi posisi Jerman di Nord Stream 2 dan menunjukkan lebih banyak "kreativitas" dalam memberikan bantuan ke Ukraina, selain mengirimkan senjata.

    "Jerman harus memahami bahwa jika ingin lebih menjadi pemain di panggung dunia dan memikul lebih banyak tanggung jawab, maka dengan itu harus mengambil lebih banyak tindakan," kata Sokol.

    Baca juga: Alasan Kenapa Ukraina Membenci Rusia dan Uni Soviet

    "Untuk menjadi pemimpin, Jerman harus berbuat lebih banyak,” tambahnya.

    Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

    Komentar
    Additional JS