Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Featured Unilever

    Diversifikasi Produk Topang Pendapatan Unilever Naik Jadi Rp 39,5 T - Beritasatu

    2 min read

     

    Diversifikasi Produk Topang Pendapatan Unilever Naik Jadi Rp 39,5 T

    BeritaSatu.com
    Ira Noviarti
    Ira Noviarti

    Jakarta, Beritasatu.com - PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) sepanjang 2021 berhasil mencatat penjualan bersih naik 1,4% menjadi Rp 39,5 triliun, dengan membukukan laba bersih Rp 5,7 triliun. Diversifikasi produk menjadi pemicu kenaikan pendapatan emiten barang konsumsi (fast moving consumer good/FMGC) tersebut.

    Presiden Direktur PT Unilever Indonesia Tbk Ira Noviarti menjelaskan perseoan menerapkan strategi diversifikasi merek dan penentuan harga yang menyasar pasar konsumen menengah. Misalnya, Unilever memberikan konsumen opsi produk unggulan pada tingkatan harga terjangkau dengan rekomendasi harga berkisar Rp 500-Rp 2.000, khususnya pada portofolio produk primer yang dibutuhkan masyarakat seperti Royco, Bango, Rinso, Sunlight, Sunsilk, dan Clear. "Perseroan terus menggenjot berbagai produk yang memiliki peluang besar, misalnya dari kategori foods and refreshment berhasil menopang pertumbuhan penjualan perseroan,” kata Ira dalam keterangan tertulisnya Sabtu (12/2/2022).

    Dalam publikasinya, penjualan Univeler mayoritas ditopang kategori makanan dan penyegar.

    Ira meyakinkan bahwa tahun 2021 menjadi landasan kuat untuk meraih peluang di tahun-tahun berikutnya. Perseroan memprioritas penguatan infrastruktur penjualan serta intensifikasi merek unggulan sehingga memicu pertumbuhan berkelanjutan. “Kami optimistis bahwa di tahun 2022 seiring membaiknya perekonomian Indonesia, semakin besar peluang bagi Unilever untuk mengakselerasi pertumbuhan bisnis," kata dia

    Pengamat pasar modal Reza Priyambada, menilai kinerja PT Unilever Indonesia, Tbk dalam beberapa tahun terakhir cukup baik. Apalagi produk-produknya masih banyak dikonsumsi masyarakat. Tantangannya kata dia, lebih pada kondisi pandemi. Meski begitu, daya beli akan tetap ada. "Misal, produk sabun. Meski ekonomi lesu, orang tetap membutuhkan untuk kebutuhan sanitasi. Implikasinya, konsumen akan lebih berhemat," kata anggota Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) ini.

    Dia menerangkan, kinerja Unilever yang terjaga positif ditopang produk yang sudah terdiversifikasi. Apalagi, selama tahun 2021 ada banyak produk baru yang diluncurkan untuk menjaga dominasi pasar. Hingga kuartal III 2021, UNVR telah merilis 44 produk, baik launching maupun relaunching, yang sebagian besarnya berasal dari sub-segmen beauty & personal care.

    "UNVR produknya sudah terdiversifikasi maka yang diperlukan ialah mempertahankan harga dan pangsa pasar. Mungkin bisa juga jual produk bundling. Contohnya, beli kecap Bango di-bundling dengan Royco, atau beli sabun Lifebuoy botolan di-bundling dengan Rexona," ucap Reza.

    Reza menamhbakan kinerja Unilever diprediksi semakin membaik di 2022 didorong mobilitas masyarakat dan keyakinan konsumen. Apalagi jika Unilever konsisten meningkatkan channel penjualan produk-produknya.

    Saksikan live streaming program-program BeritaSatu TV di sini

    Sumber: BeritaSatu.com

    Komentar
    Additional JS