Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Amerika Serikat Featured Ukraina

    Krisis Ukraina, Amerika Serikat Manfaatkan Dewan Keamanan PBB untuk Tekan Rusia - Tempo

    3 min read

     

    Krisis Ukraina, Amerika Serikat Manfaatkan Dewan Keamanan PBB untuk Tekan Rusia

    Reporter:

    Tempo.co

    Editor:

    Sita Planasari

    Senin, 31 Januari 2022 17:25 WIB
    Krisis Ukraina, Amerika Serikat Manfaatkan Dewan Keamanan PBB untuk Tekan Rusia
    Duta Besar AS yang baru untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, Linda Thomas-Greenfield, mengadakan konferensi pers untuk menandai dimulainya kepresidenan AS di Dewan Keamanan PBB untuk bulan Maret, di markas besar PBB di New York, AS, 1 Maret 2021. [REUTERS / Mike Segar]

    TEMPO.COJakarta -Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa dijadwalkan bertemu pada Senin 31 Januari 2022, untuk membahas kekhawatiran akan terjadinya invasi pasukan Rusia ke Ukraina. Pertemuan kali pertama terkait ketegangan Rusia-Ukraina dilakukan atas permintaan Amerika Serikat.

    Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB Linda Thomas-Greenfield mengatakan, tindakan Rusia menimbulkan ancaman yang jelas bagi perdamaian dan keamanan internasional serta Piagam PBB. Tindakan yang dimaksud adalah penumpukan pasukan di dekat perbatasan Ukraina.

    "Anggota dewan harus memeriksa fakta dan mempertimbangkan apa yang dipertaruhkan untuk Ukraina, untuk Rusia, untuk Eropa, dan untuk kewajiban inti serta prinsip-prinsip tatanan internasional jika Rusia (pada akhirnya) menginvasi Ukraina," kata Thomas-Greenfield, dilansir Yahoo News, Senin, 31 Januari 2022.

    Namun, upaya AS ini akan menghadapi masalah karena Rusia tentu tidak akan tinggal diam. Rusia dilaporkan berencana menyerukan pemungutan suara untuk menentukan jadi tidaknya pertemuan hari ini. Untuk membatalkan pertemuan itu, Rusia membutuhkan sembilan dukungan anggota DK PBB.

    Wakil Duta Besar Rusia untuk PBB Dmitry Polyansky mengecam rencana pertemuan DK PBB. "Seingat saya tidak pernah ada anggota SC (Dewan Keamanan PBB) yang menyebut tuduhan serta asumsinya tak berdasarnya sebagai ancaman terhadap tatanan (internasional)," ujar dia.

    "Semoga sesama anggota DK PBB seharusnya tidak mendukung aksi memalukan ini demi reputasi dewan.”

    Rusia berulang kali membantah akan menginvasi Ukraina meski meningkatkan jumlah personel militernya di dekat perbatasan Ukraina sudah melampaui 100 ribu. Alih-alih menginvasi, Rusia mengaku hanya meminta jaminan keamanan dari AS dan NATO.

    Salah satu yang diminta Rusia adalah jaminan bahwa Ukraina tidak akan pernah menjadi anggota NATO.

    SUMBER: YAHOO NEWS

    Selalu update info terkiniSimak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabungAnda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

    Komentar
    Additional JS