Relawan Ukraina Terima Donasi Bitcoin untuk Dana Perang - TRIBUNNEWS
Relawan Ukraina Terima Donasi Bitcoin untuk Dana Perang
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA � Ukraina, di tengah ketegangan dengan Rusia, harus mempersiapkan diri untuk mengantisipasi adanya kekhawatiran akan konflik yang dapat memicu terjadinya perang.
Dilaporkan Blockchain News, untuk mengantisipasi adanya kekurangan dana perang, kelompok sukarelawan Ukraina tengah membuka donasi dalam bentuk uang digital.
Hal itu dibenarkan oleh analisis analitik blockchain, Elliptic.
Baca juga: Inggris Kirim Rudal anti-Kapal ke Ukraina untuk Tandingi Angkatan Laut Rusia di Laut Hitam
Pihaknya menyatakan Ukraina kini sedang mengalami peningkatan pendapatan yang signifikan.
Bahkan Ukraina telah telah menerima kucuran dana berbentuk Bitcoin senilai 570.000 dolar AS atau sekitar Rp 8,1 miliar.
Elliptic menambahkan, diantara beberapa kelompok sukarelawan asal Ukraina yang menerima donasi, Come Back Alive lah yang berhasil mengumpulkan pendapatan donasi terbesar dengan 200 ribu dolar AS hanya dalam kurun waktu 3 tahun.
Diketahui dana tersebut digunakan Come Back Alive untuk memasok persediaan medis bagi tentara�Ukraina�termasuk melengkapi perlengkapan perang seperti drone hingga teropong, senapan sniper.
Hingga baru-baru ini, Come Back Alive dikabarkan akan mengembangkan aplikasi pengenalan wajah untuk mengidentifikasi tentara mata-mata yang menyusup ke�Ukraina. Selain itu Aliansi Siber�Ukraina�juga berhasil mengumpulkan 100 ribu dolar AS selama setahun terakhir.
Sebagai informasi ketegangan antara�Ukraina�dengan�Rusia�bermula dari adanya perebutan lahan di Crimea pada tahun 2014 silam. Crimea sendiri kini telah resmi menjadi bagian�Rusia.
Mengantisipasi hal serupa terjadi, kini�Ukraina�lebih waspada dengan membentengi beberapa wilayah perbatasannya dengan menyerahkan ribuan angkatan perangnya.
�
Belakangan tren pengumpulan dana cryptocurrency kerap dilakukan beberapa negara-negara. Dengan adanya bantuan sumbangan Bitcoin yang digalang para LSM tentunya dapat membuat pertahanan militer�Ukraina�semakin menguat.
Biden Desak Orang Amerika untuk Segera Tinggalkan�Ukraina
Presiden�Joe Biden�mendesak orang Amerika Serikat (AS) di�Ukraina�untuk segera meninggalkan negara itu, Kamis (10/2/2022).
Desakan tersebut berkaitan dengan langkah�Rusia�yang telah mengumpulkan pasukan di perbatasannya dengan�Ukraina.
Biden memperingatkan, saat ini yang mereka hadapi bukan organisasi teroris, tetapi salah satu tentara terbesar di dunia.
Biden pun khawatir ketegangan antara�Rusia�dan�Ukraina�dapat berubah menjadi "gila" dengan cepat.
"Warga Amerika harus pergi sekarang," kata Biden seperti dikutip CNN.
"Ini tidak seperti kita berurusan dengan organisasi teroris. Kita sedang berhadapan dengan salah satu tentara terbesar di dunia."
"Ini adalah situasi yang sangat berbeda dan hal-hal bisa menjadi gila dengan cepat."
Biden menambahkan saat ini tidak ada situasi yang dapat mendorongnya mengirim pasukan AS untuk menyelamatkan orang Amerika yang berusaha keluar dari�Ukraina.
Sebab, jika dia mengambil langkah tersebut, perang dunia mungkin akan terjadi.
"Itu adalah perang dunia ketika Amerika dan�Rusia�mulai saling menembak," katanya.
"Jika Presiden Rusia Vladimir Putin cukup bodoh untuk masuk (Ukraina), dia cukup pintar untuk tidak melakukan apa pun yang akan berdampak negatif pada warga Amerika," tambah Biden.
Gedung Putih telah menyetujui rencana mengirim 2.000 tentara AS di Polandia untuk membantu orang Amerika yang mungkin mencoba mengevakuasi�Ukraina�jika�Rusia�menyerang, menurut dua pejabat AS yang mengetahui masalah tersebut.
Adapun pasukan AS saat ini tidak diizinkan untuk memasuki�Ukraina�sendiri jika perang pecah, dan tidak ada rencana bagi mereka untuk melakukan operasi evakuasi non-kombatan mirip dengan operasi di Afghanistan tahun lalu.
Sebaliknya, rencana yang ada sekarang adalah pasukan, yang berasal dari Divisi Lintas Udara ke-82, akan mulai menyiapkan area pemrosesan dan tempat penampungan sementara di Polandia.
Tepatnya di dekat perbatasan�Ukraina�di mana orang Amerika yang melarikan diri dari negara itu dapat mencari bantuan saat transit.
Fasilitas belum berdiri, kata seorang pejabat pertahanan, tetapi akan mulai karena lebih banyak tentara AS tiba di Polandia.
Departemen Luar Negeri AS mengulangi peringatannya yang mengatakan orang Amerika tidak boleh melakukan perjalanan ke�Ukraina�karena meningkatnya ancaman aksi militer�Rusia�dan meminta mereka yang berada di negara itu untuk segera pergi, Kamis (10/2/2022).
Warga Amerika di Ukraina juga perlu waspada karena mungkin pemerintah AS tidak akan dapat mengevakuasi mereka jika terjadi aksi militer Rusia di mana pun di Ukraina.
Pada akhir Januari, Departemen Luar Negeri mengizinkan keberangkatan personel non-darurat dari Kedutaan Besar AS di Ibu kota�Ukraina, Kyiv dan memerintahkan anggota keluarga untuk meninggalkan negara itu.
AS memperkirakan�Rusia�memiliki lebih dari 100.000 tentara di dekat perbatasan�Ukraina, dengan ribuan ditambahkan minggu ini, menurut seorang pejabat pemerintah.
Biden diperkirakan akan berbicara dengan para pemimpin Eropa dan NATO tentang penumpukan itu pada hari Jumat.
Lebih lanjut, panggilan bersama dengan para pemimpin Prancis, Inggris, Italia, Jerman dan di tempat lain datang ketika negara-negara Barat mencari jalan diplomatik untuk meredakan krisis.
Biden berbicara dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron tentang upaya diplomatik Macron di Moskow dengan Putin, Rabu (9/2/2022).
Sementara jenderal tertinggi militer AS, Ketua Gabungan Jenderal Mark Milley, telah menghubungi sejumlah rekannya di luar negeri mengenai situasi minggu ini.
Milley berbicara dengan Letnan Jenderal Valery Zaluzhny, mitranya di�Ukraina, untuk membahas lingkungan keamanan di Eropa.
Pada hari Kamis, Milley juga berbicara dengan rekannya di Belarus untuk pertama kalinya, di antara dua panggilan ke�Ukraina.
Milley mencoba untuk mengurangi kemungkinan salah perhitungan dalam panggilan teleponnya dengan Mayor Jenderal Belarus Viktor Gulevich.
Milley berbicara dengan rekannya dari Inggris pada hari yang sama. (*)
�
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Mulai Panas dengan Rusia, Relawan Ukraina Terima Donasi Bitcoin untuk Dana Perang
Baca juga: Legenda Tinju Dunia Wladimir Klitschko Gabung Tentara Ukraina Hadapi Ancaman Invasi Rusia
Microsoft dan mitra dapat memperoleh kompensasi jika Anda membeli sesuatu melalui link yang direkomendasikan di halaman ini.