Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Featured Serbia Ukraina

    Serbia Setok Makanan di Tengah Ancaman Invasi Rusia ke Ukraina - CNN Indonesia

    2 min read

     

    Serbia Setok Makanan di Tengah Ancaman Invasi Rusia ke Ukraina

    CNN Indonesia
    Minggu, 13 Feb 2022 10:32 WIB
    Ilustrasi warga Serbia di tengah ancaman invasi Rusia ke Ukraina. (Foto: REUTERS/MARKO DJURICA)
    Jakarta, CNN Indonesia --

    Serbia dikabarkan telah menyetok segala kebutuhan makanan dan minuman dalam jumlah besar akibat ketegangan Ukraina-Rusia yang semakin meningkat.

    Presiden Aleksandar Vučić mengatakan pihaknya telah memesan masing-masing 30 juta kilogram garam dan satu juta kilogram kacang polong dan buncis.

    Serbia juga disebut telah memesan 30 juta kilogram tepung dan susu bubuk. Vučić menyebut hal itu perlu dilakukan karena ketegangan yang terjadi yang terjadi antara Rusia dan Ukraina selama beberapa minggu terakhir.

    "Pada saat seluruh dunia secara histeris mengharapkan sesuatu terjadi antara Rusia dan Ukraina, Anda tidak bisa berpura-pura tidak terjadi apa-apa," kata Presiden Aleksandar Vučić mengutip CNN, Minggu (13/2).

    Lihat Juga :

    Di sisi lain, Presiden AS Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin telah berbincang lewat telepon. Biden memperingatkan Putin bahwa pihaknya bakal mengambil tindakan tegas jika Rusia tetap menyerang Ukraina.

    Dalam sebuah pernyataan dilansir dari AFP, Rabu (13/2), Gedung Putih mengatakan Biden menekankan "sementara Amerika Serikat tetap siap untuk terlibat dalam diplomasi, dalam koordinasi penuh dengan sekutu dan mitra kami, kami sama-sama siap untuk skenario lain."

    "Presiden Biden jelas bahwa, jika Rusia melakukan invasi lebih lanjut ke Ukraina, Amerika Serikat bersama dengan sekutu dan mitra kami akan merespons dengan tegas dan mengenakan biaya cepat dan berat pada Rusia," kata pernyataan itu.

    Gedung Putih juga mengatakan Biden telah "menegaskan kembali" kepada Putin bahwa menyerang Ukraina "akan menghasilkan penderitaan manusia yang meluas dan mengurangi kedudukan Rusia."

    (fby/mik)
    Komentar
    Additional JS