TRADISI ANEH, di Negara Ini, Warganya Berbaring di Peti Mati Rayakan Tahun Baru Imlek, Ini Maknanya By Tribunnews
TRADISI ANEH, di Negara Ini, Warganya Berbaring di Peti Mati Rayakan Tahun Baru Imlek, Ini Maknanya
:extract_focal()/https%3A%2F%2Ft-2.tstatic.net%2Fmedan%2Ffoto%2Fbank%2Fimages%2FTRADISI-ANEH-di-Negara-Ini-Warganya-Berbaring-di-Peti-Mati-Rayakan-Tahun-Baru-Imlek-Ini-Maknanya2.jpg)
TRIBUN-MEDAN.com – Di berbagai negara, selalu ada cara unik masyarakatnya dalam merayakan Tahun Baru Imlek.
Misalnya saja Thailand. Di negeri Gajah Putih ini, masyarakatnya punya kebiasaan aneh saat Tahun Baru.
Di Thailand, masyarakatnya punya kebiasaan berbaring di peti mati. Mereka percaya hal ini dilakukan untuk mendapatkan keberuntungan saat Tahun Baru.
“Berbaring di peti mati berarti kita menghilangkan penderitaan dari tubuh dan pikiran kita.” Ujar seorang warga Thailand ketika berpartisipasi dalam ritual tersebut, dikutip dari Eva.vn.
Orang yang percaya mengatakan, ritual ini melambangkan kematian dan kelahiran kembali untuk membantu mereka menyingkirkan nasib buruk.
Dengan demikian, mereka bisa memulai awal tahun yang baru dengan nasib baik.
Saat di belahan dunia lain mereka merayakan Tahun Baru Imlek dengan kembang api dan hitungan mundur, sebuah kuil di pinggiran Bangkok, Thailand, memiliki ritual khusus.
:extract_focal()/https%3A%2F%2Ft-2.tstatic.net%2Fmedan%2Ffoto%2Fbank%2Fimages%2FTRADISI-ANEH-di-Negara-Ini-Warganya-Berbaring-di-Peti-Mati-Rayakan-Tahun-Baru-Imlek-Ini-Maknanya.jpg)
Orang-orang beribadah, kemudian berbaring di dalam peti mati untuk berpartisipasi dalam upacara pemakaman tradisional.
Faktanya, ritual yang mungkin tampak aneh bagi banyak orang di dunia ini ternyata adalah hal yang biasa diadakan oleh Buddhisme Thailand setiap tahun baru.
Peserta upacara akan memegang bunga dan dupa di tangan mereka.
Para biksu pun menutup mereka dengan handuk merah muda dan membacakan doa seperti untuk orang mati.
“Berbaring di peti mati berarti kita melepaskan penderitaan kita dari tubuh dan pikiran kita. Kami datang ke sini untuk berbaring di peti mati. Sehingga kami dapat memiliki lebih banyak keberuntungan dan kehidupan yang lebih baik.” Kata seorang pensiunan polisi berusia 67 tahun, Phitsanu Kiengpradouk.
:extract_focal()/https%3A%2F%2Ft-2.tstatic.net%2Fmedan%2Ffoto%2Fbank%2Fimages%2FTRADISI-ANEH-di-Negara-Ini-Warganya-Berbaring-di-Peti-Mati-Rayakan-Tahun-Baru-Imlek-Ini-Maknanya1.jpg)
Busaba Yookong, 30, yang menghadiri upacara tersebut bersama keluarganya mengatakan, menghadiri pemakamannya sendiri bukanlah pengalaman yang aneh seperti yang dibayangkan.
Wat Bangna Nai, kuil tempat ucapara tersebut saat ini menarik lebih dari 100 orang setiap hari untuk berdoa memohon keberuntungan atau harapan untuk awal yang baru.
Bagi banyak orang, pandemi Covid-19 yang berkepanjangan ini memberi tekanan lebih pada kehidupan mereka.
Karena itu, mengikuti upacara seperti ini sangat penting.
Setiap orang yang berpartisipasi dalam upacara doa harus membayar biaya 100 baht (Rp 43 ribu) untuk menyiapkan bunga, lilin dan kain.
Mereka akan mengikuti instruksi para biksu, berbaring di peti mati dengan kepala menghadap ke barat.
Tidak hanya Wat Bangna Nai, banyak kuil lain di Thailand juga mengadakan upacara keberuntungan yang serupa.
Prakru Prapath Waranukji, seorang biksu yang melakukan upacara pemberkatan mengatakan, ritual tersebut telah mendapat banyak kritik dan kontorveri di media sosial.
Namun, menurutnya, ini adalah kesempatan penting bagi orang-orang untuk merenungkan kematian.
“Ritual itu mengingatkan orang bahwa suatu hari mereka akan mati. Jadi berhati-hatilah dengan cara Anda menjalani hidup.” Kata Prakru.
(Yui/Tribun-Medan.com)