Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Featured Pilihan Rusia Ukraina

    Ekspor Minyak Rusia Meningkat, Kembali ke Tingkat Sebelum Invasi ke Ukraina - inews

    3 min read

     

    Ekspor Minyak Rusia Meningkat, Kembali ke Tingkat Sebelum Invasi ke Ukraina

    Aditya Pratama
    Ekspor Minyak Rusia Meningkat, Kembali ke Tingkat Sebelum Invasi ke Ukraina
    Ekspor minyak Rusia kembali meningkat ke tingkat sebelum negara itu menginvasi Ukraina, meskipun ada rentetan sanksi dari Barat. (Foto: Reuters)

    MOSKOW, iNews.id - Ekspor minyak Rusia kembali meningkat ke tingkat sebelum negara itu menginvasi Ukraina, meskipun ada rentetan sanksi dari Barat. Menurut laporan Badan Energi Internasional (IEA), ekspor minyak mentah dan produk minyak Moskow naik pada Maret 2023 menjadi 600.000 barel per hari atau yang tertinggi sejak April 2020.

    ShopeeShopee
    Voucher Spesial iNews
    BIG RAMADAN SALE
    Promo terbesar Se-Indonesia. Diskon 50%, THR Kaget 15 Milyar, Flash Sale Akbar Rp.1. Gratis Ongkir Super DAHSYAT dan masih banyak promo lainnya.
    LIHAT KODE
    JFC
    S & K
    📅 31 May 2023

    Mengutip CNN Business, kenaikan tersebut mengangkat perkiraan pendapatan Rusia dari ekspor minyak menjadi 12,7 miliar dolar AS pada bulan lalu.

    Baca Juga

    Meski begitu, IEA menyebut pendapatan Rusia masih turun 43 persen dari tahun lalu, karena negara tersebut terpaksa menjual minyak mentahnya ke sejumlah pelanggan yang lebih terbatas dan memberikan diskon besar.

    Sebelumnya, negara-negara Barat telah memberlakukan serangkaian sanksi terhadap ekspor energi Moskow sejak Presiden Vladimir Putin memerintahkan pasukannya ke Ukraina pada Februari tahun lalu.

    Baca Juga

    Larangan impor minyak mentah lintas laut Rusia ke Uni Eropa dan larangan produk minyak sulingan seperti solar ke dalam blok tersebut menjadi sanksi paling signifikan.

    Baca Juga

    Namun, negara pengekspor minyak mentah terbesar kedua di dunia ini telah menemukan konsumen baru yang membeli minyak mentah Rusia, yaitu China dan India.

    Meski ada pembeli baru, sanksi Barat telah berdampak pada signifikan pada pendapatan Rusia. Pada pekan lalu, pemerintah Rusia menyampaikan bahwa penurunan pendapatan energi telah menyebabkan defisit anggaran sebesar 2,4 triliun rubel pada kuartal I 2023.

    Baca Juga

    Pendapatan secara keseluruhan turun hampir 21 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2022. Menurut IEA, Rusia bergantung pada sektor minyak dan gas untuk membiayai sekitar 45 persen dari anggarannya.

    Editor : Aditya Pratama

    Follow Berita iNews di Google News

    Komentar
    Additional JS