Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Featured Korea Utara Pilihan

    Korea Utara Penjarakan Seumur Hidup Anak Balita Gara-gara Keluarganya Punya Alkitab By BeritaSatu

    3 min read

     

    Korea Utara Penjarakan Seumur Hidup Anak Balita Gara-gara Keluarganya Punya Alkitab

    By BeritaSatu.com
    beritasatu.com
    Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dan putrinya berpose dengan tentara yang berkontribusi dalam uji tembak. rudal balistik antarbenua
    Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dan putrinya berpose dengan tentara yang berkontribusi dalam uji tembak. rudal balistik antarbenua

    Washington, Beritasatu.com - Korea Utara pernah menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup kepada seorang balita di kamp setelah keluarganya kedapatan memiliki salinan Alkitab. Demikian laporan dari Departemen Luar Negeri AS.

    Insiden tersebut terjadi pada tahun 2009, namun disorot dalam Laporan Departemen Luar Negeri tentang Kebebasan Beragama Internasional: Republik Demokratik Rakyat Korea untuk tahun 2022 yang diterbitkan awal bulan ini .

    "Seluruh keluarga, termasuk seorang anak berusia dua tahun, dijatuhi hukuman seumur hidup di kamp penjara politik," bunyi laporan itu.

    Laporan tersebut, berdasarkan laporan para pembelot yang melarikan diri dari rezim brutal antara 2007 dan 2020, yang juga mendokumentasikan kisah-kisah umat Kristen lainnya yang telah dipenjara atau menghadapi hukuman mati di bawah pemerintahan Pemimpin Tertinggi Kim Jong-un.

    Open Doors USA, sebuah organisasi non-pemerintah yang mendokumentasikan penganiayaan terhadap umat Kristen di seluruh dunia, memperkirakan, bahwa ada sekitar 400.000 orang Kristen di Korea Utara – hanya 1,5% dari populasi nasional, di mana sekitar 70.000 berada di kamp penjara.

    Pemerintah Korea Utara juga secara khusus menargetkan Perdukunan dan Cheondoisme, juga dikenal sebagai Cheondogyo, sebuah gerakan keagamaan modern yang didasarkan pada gerakan neo-Konfusianisme Korea abad ke-19.

    "Pemerintah yang diperintah oleh keluarga Kim memandang orang Kristen sebagai kelas politik orang yang paling berbahaya, dan penganiayaannya sangat keras dan intens kepada mereka," menurut Open Doors.

    "Orang tua di Korea Utara sering menyembunyikan iman mereka dari anak-anak mereka. Kebanyakan dari mereka beribadah secara diam-diam."

    Departemen Luar Negeri AS mengatakan dalam laporannya, bahwa ada sejumlah kecil lembaga keagamaan terdaftar yang mencakup gereja tetapi mereka beroperasi "di bawah kendali ketat negara" dan sebagian besar hanya menjadi alat pameran" bagi orang asing yang mengunjungi negara eksklusif itu.

    Hukuman untuk praktik keagamaan sebagian besar jatuh di bawah dua ketentuan dalam kode hukum negara, yang melarang kepemilikan atau distribusi media "yang mencerminkan konten dekaden, duniawi, atau kotor" dan yang lain melarang "kegiatan takhayul dengan imbalan uang dan barang. ."

    "Ada laporan bahwa pemerintah terus mengeksekusi, menyiksa, menangkap, dan menyiksa secara fisik orang-orang yang terlibat dalam hampir semua kegiatan keagamaan," bunyi laporan itu.

    Pandemi Covid-19 juga memperburuk masalah yang dihadapi umat Kristiani dan pemeluk agama lain di Korea Utara, negara yang mayoritas ateis, menurut pejabat AS.

    Saksikan live streaming program-program BTV di sini

    Komentar
    Additional JS