Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Serbia

    Serbia Kenang Korban Penembakan Massal, Siapkan Amnesti Senjata Ilegal - VoA Indonesia

    2 min read

     

    Serbia Kenang Korban Penembakan Massal, Siapkan Amnesti Senjata Ilegal

    07/05/2023
    • Associated Press
    Orang-orang menghadiri pemakaman petugas keamanan yang terbunuh dalam penembakan massal di sekolah, setelah seorang siswa laki-laki menembaki orang lain, menewaskan sesama siswa dan staf, di pemakaman Lesce di Beograd, Serbia 6 Mei 2023.

    Orang-orang menghadiri pemakaman petugas keamanan yang terbunuh dalam penembakan massal di sekolah, setelah seorang siswa laki-laki menembaki orang lain, menewaskan sesama siswa dan staf, di pemakaman Lesce di Beograd, Serbia 6 Mei 2023.

    Pemerintah Serbia mendesak warga untuk menyerahkan semua senjata yang tidak terdaftar atau menghadapi risiko hukuman penjara.

    Beberapa hari setelah dua penembakan massal yang menewaskan 17 orang, Kementerian Dalam Negeri negara Eropa, Minggu (7/5) mengatakan bahwa orang-orang yang menyerahkan senjata, granat, amunisi, dan persenjataan lain yang dimiliki secara ilegal antara Senin sampai 8 Juni tidak akan menghadapi tuntutan apa pun.

    Pemakaman diadakan pada akhir pekan untuk para korban penembakan di sekolah Beograd Rabu lalu dan di daerah pedesaan di selatan ibu kota Kamis malam.

    Kekerasan itu yang juga melukai 21 orang mengejutkan negara Balkan tersebut. Penembakan massal terakhir terjadi pada 2013, ketika seorang veteran perang menewaskan 13 orang.

    Serbia, yang kerap dicengkeram situasi krisis pasca perang pada era 1990-an yang memicu pecahnya Yugoslavia, dibanjiri oleh senjata api. Serbia kini berada di puncak dalam daftar negara pemilik senjata terdaftar terbanyak per kapita di Eropa. Meskipun demikian dua insiden penembakan pekan lalu tetaplah menjadi sesuatu yang mengejutkan.

    Penyerang dalam penembakan massal sekolah pertama di negara itu adalah seorang anak laki-laki berusia 13 tahun yang menembaki teman-teman sekolahnya, menewaskan tujuh anak perempuan, seorang anak laki-laki dan seorang penjaga sekolah.

    Keesokan harinya, seorang laki-laki berusia 20 tahun secara acak menembak di dua desa di Serbia tengah, menewaskan delapan orang. Ia dan anak laki-laki dalam penyerangan sekolah dasar itu telah ditangkap.

    Tersangka pelaku di kedua insiden itu telah ditangkap.

    Di saat negara berjuang menerima apa yang terjadi, pihak berwenang menjanjikan tindakan tegas terhadap pemilik senjata api, dan mengatakan akan meningkatkan keamanan di sekolah dan seluruh negara itu.

    “Kami menyerukan kepada semua warga negara yang memiliki senjata api ilegal untuk memenuhi seruan kami, datang ke kantor polisi terdekat dan serahkan senjata yang tidak memiliki dokumen yang layak,” ujarnya pejabat Kepolisian Serbia Jelena Lakicevic.

    Serbia telah menolak seruan untuk mengakui perannya dalam perang di tahun 1990-an, karena di negara itu penjahat perang justru dikategorikan sebagai pahlawan; sementara kelompok minoritas kerap menghadapi pelecehan dan terkadang kekerasan fisik. [my/jm/em]

    Komentar
    Additional JS