Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Featured Pilihan

    Harga Minyak Turun karena Krisis Properti di Tiongkok Membayangi Konflik di Timur Tengah - Beritasatu

    3 min read

     

    Harga Minyak Turun karena Krisis Properti di Tiongkok Membayangi Konflik di Timur Tengah

    Selasa, 30 Januari 2024 | 06:38 WIB
    WP
    WP
    Ilustrasi minyak.
    Ilustrasi minyak. (Dok)

    Chicago, Beritasatu.com - Harga minyak turun pada perdagangan Senin (29/1/2024) karena krisis properti di Tiongkok menghilangkan momentum gejolak Timur Tengah setelah sebuah rudal militan menewaskan tentara AS di Yordania dan menghantam kapal tanker bahan bakar di Laut Merah.  

    ADVERTISEMENT

    Harga minyak Brent berjangka acuan global turun US$ 1,15 atau 1,38% menjadi US$ 82,40 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) acuan AS turun US$ 1,23 atau 1,58% menjadi US$ 76,78 per barel. Pelemahan ini terjadi setelah harga minyak mentah menguat pekan lalu.

    Pengadilan di Hong Kong pada Senin memerintahkan likuidasi China Evergrande, pengembang properti yang paling banyak berutang di dunia. Sektor real estate Tiongkok menghadapi krisis utang yang membebani perekonomian negara tersebut, sehingga meningkatkan kekhawatiran permintaan minyak mentah Beijing akan melemah.

    Harga minyak sempat naik lebih 1% pada awal sesi Senin setelah rudal militan yang didukung Iran membunuh pasukan AS di Yordania pada akhir pekan. Namun, kekhawatiran pasar minyak terhadap perekonomian Tiongkok dan produksi minyak mentah di Amerika Utara telah menutupi ketegangan geopolitik.

    ADVERTISEMENT

    “Masyarakat mempertimbangkan berita ekonomi dari Tiongkok, apa dampak potensialnya terhadap permintaan minyak,” analis RBC Capital Markets Helima Croft mengatakan kepada CNBC International.

    Sementara AS berjanji akan membalas serangan tersebut. Menurut Gedung Putih, serangan pesawat tak berawak (drone) itu menewaskan tiga anggota militer AS dan puluhan lainnya di pos terdepan timur laut Yordania dekat perbatasan Suriah pada Minggu (28/1/2024). 

    Ini merupakan kematian pertama warga AS akibat serangan musuh sejak perang Israel dengan Hamas dimulai 7 Oktober.

    “Meskipun kami masih mengumpulkan fakta-fakta serangan ini, kami tahu serangan itu dilakukan oleh kelompok militan radikal yang didukung Iran yang beroperasi di Suriah dan Irak,” kata Presiden AS Joe Biden dalam sebuah pernyataan .

    Menteri Pertahanan Lloyd Austin mengatakan pada pemerintahan Biden akan mengambil tindakan yang diperlukan untuk membela AS.

    Sementara Kementerian Luar Negeri Iran membantah terlibat dalam serangan itu. Mereka mengatakan para militan tidak menerima perintah dari Teheran.

    Serangan mematikan terhadap pasukan AS juga terjadi setelah pemberontak Houthi yang berbasis di Yaman menargetkan kapal tanker yang transit di Laut Merah Jumat pekan lalu. Sebuah kapal tanker produk minyak bumi, yang dioperasikan Trafigura, terbakar setelah terkena rudal di Teluk Aden.

    Simak berita dan artikel lainnya di Google News

    Ikuti terus berita terhangat dari Beritasatu.com via whatsapp

    Komentar
    Additional JS