Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Featured Imam Istiqlal PBB Pilihan

    Imam Istiqlal: Masjid RI diakui PBB sebagai model pengembangan masa depan - Antara news

    4 min read

     

    Imam Istiqlal: Masjid RI diakui PBB sebagai model pengembangan masa depan

    8 Februari 2024 15:27 WIB
    Imam Istiqlal: Masjid RI diakui PBB sebagai model pengembangan masa depan
    Arsip foto - Umat Islam melaksanakan shalat tarawih pertama di Masjid Istiqlal, Jakarta, Rabu (22/3/2023). Pemerintah menetapkan 1 Ramadhan 1444 H jatuh pada Kamis 23 Mei 2023. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/tom/aa.
    Jakarta (ANTARA) - Imam besar Masjid Istiqlal Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA mengatakan bahwa masjid di Indonesia dianggap oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai model dalam pengembangan masjid di masa depan.

    Nasarudin menjelaskan, dia menemui perwakilan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa, yaitu United Nations Under-Secretary-General (UNAOC) Miguel Ángel Moratinos Cuyaubé, di New York, Amerika Serikat. Dia mengatakan, dalam kesempatan tersebut, PBB mengatakan mereka mencontoh Masjid Istiqlal dalam hal pengembangan.

    "Bagaimana menjadikan Istiqlal sebagai model, bukan hanya kita di Indonesia, tetapi Alhamdulillah, dunia internasional juga mulai mencontoh apa yang dilakukan di Indonesia ini," kata Imam Besar tersebut secara daring saat menyampaikan pesan Isra Miraj di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis.

    Nasarudin mengatakan bahwa rumah-rumah ibadah agama lain di Amerika dan Eropa sulit dikunjungi oleh jamaah. Namun, ujarnya, terdapat pengecualian pada masjid, karena di mana ada masjid, ada jumlah masyarakat yang besar.

    Baca juga: KBRI Kairo apresiasi program pendidikan kader ulama Masjid Istiqlal

    Baca juga: Menciptakan masyarakat inklusif tidak berarti menumbuhkan sekularisme


    Bahkan di Eropa, katanya, jalan terpaksa ditutup untuk memfasilitasi Shalat Jumat.

    "Di Amerika pun juga tidak ada yang bisa menandingi jamaah masjid-masjid dalam melakukan kegiatan ibadah ini. Jadi kebangkitan spirit berjamaah ini sangat penting," ujarnya.

    Dia menjelaskan, ketika seseorang mencari uang dan mengejar keduniawian, lama-kelamaan hati menjadi kering. Namun, dia menambahkan, dengan dengan mendatangi masjid yang menyuguhkan mahalul qiyam yang merdu dilantunkan para imam, serta disertai semangat untuk beribadah secara berjamaah, maka dapat menumbuhkan haru di hati jamaah.

    "Karena itu Insya Allah, tradisi ini akan dilanjutkan, dan akan juga diikuti oleh sejumlah masjid-masjid ibu kota, provinsi," dia menjelaskan.

    Dalam kesempatan itu, dia menuturkan bahwa Isra Mikraj menjadi salah satu cara memperingati spirit untuk beribadah secara berjamaah, dengan cara rajin ke masjid untuk menyambut bulan Ramadhan.

    "Kita diminta untuk menjemput bulan suci Ramadhan dan dua bulan sebelumnya. Sebagai doanya Rasulullah SAW, 'Allahumma bariklana fi rajab wa syaban'. Jadi kita diminta untuk meminta berkah dari Bulan Rajab dan Syaban, 'wa balighna Ramadhan', untuk bisa kita sampai berjumpa pada bulan suci Ramadan." katanya.

    Imam Besar tersebut mengaku dimintai oleh komunitas interfaith (antarkeyakinan) di Los Angeles, Amerika Serikat untuk membagikan kiat-kiat guna menarik jamaah, seperti yang terjadi di Masjid Istiqlal.*

    Baca juga: Istiqlal imbau masyarakat sikapi fatwa MUI secara rasional

    Baca juga: Greenhope gandeng UMKM-Istiqlal bentuk ekosistem pengelolaan sampah

    Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
    Editor: Erafzon Saptiyulda AS
    Copyright © ANTARA 2024

    Tags:
    Komentar
    Additional JS