Ratusan Manusia Dikerangkeng di Wilayah Ukraina yang Dikuasai Separatis Rusia - PIKIRAN RAKYAT
Ratusan Manusia Dikerangkeng di Wilayah Ukraina yang Dikuasai Separatis Rusia
PIKIRAN RAKYAT - Ratusan orang diduga dikurung atau dikerangkeng oleh kelompok separatis Rusia di Ukraina. Mereka menjadi sasaran penyiksaan, kekerasan sekual, dan eksekusi palsu, menurut laporan PBB.
Kepala Pusat Kebebasan Sipil, Oleksandra Matviichuk mengatakan bahwa para pejabat Ukraina memperkirakan sekitar 300 orang ditahan di wilayah yang dikuasai oleh Republik Rakyat Donestk dan Luhansk.
"Kami tidak memahami ruang lingkup kekerasan dan pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi di zona abu-abu ini di mana hukum tidak ada sama sekali," katanya kepada The Sunday Times, dikutip Pikiran-Rakyat.com pada Minggu, 13 Februari 2022.
"Saya secara pribadi berbicara untuk ratusan orang yang dipukuli, diperkosa, dna jari-jarinya dipotong," sambungnya.
Terkait kasus ini, laporan dari Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk HAM yang dirilis pada tahun 2020, mendokumentasikan 281 orang yang menjadi sasaran penyiksaan dan kekerasan seksual di wilayah konflik antara tahun 2014 (ketika Krimea dianeksasi oleh Rusia) hingga April 2021, dengan hampir separuh pelanggaran terjadi pada 2015.
Diperkirakan ada sekitar 2.500 korban, sebagian besar dihukum karena setia pada Ukraina.
Sementara itu, 8.700 orang telah ditahan selama konflik baik dengan alasan kebijakan pemerintah maupun militan.

Iryna Shylo (27) mengatakan kepada The Times bahwa dia tidka melihat ibunya, Natalya, sejak dia melambaikan tangan kepadanya saat dia pergi dengan bus yang mengunjugi keluarga di wilayah tersebut.
Setelah dia menerima pesan dari ibunya yang mengatakan bahwa dia akan menyeberang ke daerah yang dikuasai separatis.
Tujuh bulan kemudian, dia melihat ibunya di saluran televisi pro-separatis sedang diinterogasi soal masalah spionase.
"Tidak, karena aku tidak yakin aku mata-mata," kata ibunya tersebut.
Human Rights Watch tahun lalu melaporkan empat perempuan, salah satunya sedang hamil, yang telah ditahan secara sewenang-wenang dan menjadi sasaran pemukulan dan kondisi kejam lainnya, dengan anggota keluarga yang bertanya-tanya.
Dengan tidak adanya proses hukum bagi para tahanan, HRW mengatakan satu-satunya harapan mereka untuk dibebaskan adalah ditukar dengan tahanan atau tahanan yang ditahan oleh pemerintah Ukraina, yang jumlahnya sudah banyak sejak konflik dimulai.***