Mengenal Kekayaan Alam di Ukraina, Hasil Tambangnya Senilai Rp 219,3 T! - detik
Mengenal Kekayaan Alam di Ukraina, Hasil Tambangnya Senilai Rp 219,3 T!
Tanah yang membentang di Ukraina sebagai negara terbesar kedua di kawasan Eropa Timur ini menyimpan kekayaan alam di dalamnya. Terbukti dari hasil tambangnya pun turut menarik perhatian sejumlah perusahaan dunia.
Tanah di kawasan barat laut ke tenggara Ukraina terbagi menjadi tiga kelompok besar. Kelompok pertama ada zona tanah podsolik berpasir, zona tanah chernozem yang hitam, serta zona tanah kastanye yang sangat subur dan bergaram berwarna cokelat kemerah-merahan.
Dua per tiga tanah permukaan negara ini mengandung tanah hitam chernozem. Tanah Ukraina disebut sebagai tanah chernozem yang paling subur di dunia, seperti diungkap oleh Encyclopaedia Britannica.
Lantas, seperti apa kekayaan alam yang tersimpan di dalamnya?
Kekayaan hasil tambang di Ukraina
Ukraina memiliki sumber daya mineral yang kaya. Limpahan mineral yang dimilikinya ini bahkan mampu melengkapi dan berada di wilayah yang berdekatan satu sama lainnya.
Sejumlah kekayaan hasil tambang yang ada di Ukraina, seperti dikutip dari Ukraine Invest, di antaranya kekayaan batu bara, bijih besi, gas alam, mangan, garam, minyak, grafit, belerang, kaolin, titanium, nikel, magnesium, kayu, hingga merkuri yang melimpah.
Menurut catatan laman tersebut, setidaknya ada 117 jenis tambang teridentifikasi dari 120 jenis yang ditemukan di tanah Ukraina. Total kekayaan industri dari hasil tambang tersebut bahkan mencapai hingga 15,3 miliar USD atau setara dengan Rp 219,92 triliun.
Hal ini pula yang membuat Ukraina menjadi salah satu negara produsen hasil mineral logam dan non logam terbesar di dunia. Berikut daftar kekayaan mineral logam dan non logam milik Ukraina.
1. Mineral logam
- Ekstraksi besi dengan total 39 juta ton atau 2,4 persen dari yang tersebar di dunia. Kekayaan ini menduduki peringkat ke-7 terbesar dunia.
- Ekstraksi mangan dengan total 651 ribu ton atau 3,6 persen dari yang tersebar di dunia. Kekayaan ini menduduki peringkat ke-8 terbesar dunia.
- Ekstraksi titanium dengan total 431 ribu ton atau 6,3 persen dari yang tersebar di dunia. Kekayaan ini menduduki peringkat ke-6 terbesar dunia.
- Ekstraksi galium dengan total 9 ton atau 2,9 persen dari yang tersebar di dunia. Kekayaan ini menduduki peringkat ke-2 terbesar dunia.
- Ekstraksi germanium dengan total 1 ton atau 1 persen dari yang tersebar di dunia. Kekayaan ini menduduki peringkat ke-5 terbesar dunia.
2. Mineral non logam
- Ekstraksi kaolin dengan total 2,4 juta ton atau 5,9 persen dari yang tersebar di dunia. Kekayaan ini menduduki peringkat ke-6 terbesar dunia.
- Ekstraksi zirkonium dengan total 26 juta ton atau 1,9 persen dari yang tersebar di dunia. Kekayaan ini menduduki peringkat ke-10 terbesar dunia.
- Ekstraksi grafit dengan total 13 ribu ton atau 1,3 persen dari yang tersebar di dunia. Kekayaan ini menduduki peringkat ke-8 terbesar dunia.
3. Bahan bakar mineral
- Ekstraksi batu bara pembangkit listrik dengan total 18,9 juta ton atau 0,4 persen dari yang tersebar di dunia. Kekayaan ini menduduki peringkat ke-13 terbesar dunia.
- Ekstraksi batu bara kokas dengan total 5,2 juta ton atau 0,5 persen dari yang tersebar di dunia. Kekayaan ini menduduki peringkat ke-12 terbesar dunia.
- Ekstraksi uranium dengan total 1 ton atau 1,4 persen dari yang tersebar di dunia. Kekayaan ini menduduki peringkat ke-10 terbesar dunia.
Kekayaan litium di Ukraina
Melansir laman FTTM Institut Teknologi Bandung (ITB), litium adalah sejenis logam alkali yang menjadi primadona dalam beberapa dekade terakhir. Kebutuhan litium dalam sehari-hari dapat ditemukan di baterai perangkat elektronik atau pun kendaraan elektronik.
Selain yang disebutkan sebelumnya, ternyata tanah Ukraina juga memiliki kandungan litium yang kaya. Di bawah tanah wilayah bagian timur Ukraina, para penelitinya mengungkap, ada sekitar 500 ribu ton litium oksida yang menjadi sumber litium.
Dengan angka tersebut, Ukraina dapat menjadi pemasok litium terbesar di dunia. Hingga potensi produksi litium di Ukraina ini menarik perhatian perusahaan dunia seperti Australia hingga China pada November lalu, dilaporkan The New York Times.
"Perusahaan Australia European Lithium mengatakan, sedang dalam proses mengambil alih hak untuk mengambil pasokan litium yang menjanjikan di wilayah timur Ukraina, Donetsk dan bagian tengah Ukraina, Kirovograd," tulis media Amerika Serikat tersebut.
Di samping itu, perusahaan China Chengxin Lithium juga mengajukan hak pasokan litium di Donetsk dan Kirovograd. Meski litium bukanlah sumber daya yang langka, kebutuhannya saat ini hampir tidak dapat tergantikan dalam produksi baterai maupun kendaraan listrik. Harga litium bahkan dikabarkan meningkat hingga 600 persen selama setahun terakhir.
Untuk itulah, Ilmuwan dan mantan direktur lingkungan dan sumber daya alam di Dewan Intelijen Nasional (NIC) Amerika Serikat, Rod Schoonover, menyebut, basis kekayaan mineral di daratan Ukraina menjadi salah satu alasan terjadinya invansi oleh Rusia di sana.
"Ini mungkin bukan motivasi untuk invasi, tetapi ada alasan mengapa Ukraina sangat penting bagi Rusia. Dan itu adalah basis mineralnya," pungkasnya.
Simak Video 'Presiden Ukraina: Kami akan Usir Tentara Rusia dengan Rasa Malu!':

(rah/twu)