Mantan Presiden Rusia: Kita Sedang Perang Melawan 3,6 Juta Tentara NATO! - Inews
Mantan Presiden Rusia: Kita Sedang Perang Melawan 3,6 Juta Tentara NATO!

MOSKOW, iNews.id - Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev menegaskan kembali aliansi pertahanan NATO sudah terlibat langsung dalam perang di Ukraina. Rusia, kata dia, sedang berperang melawan 3,6 juta tentara NATO.

Voucher Spesial iNews
Promo terbesar Se-Indonesia. Diskon 50%, THR Kaget 15 Milyar, Flash Sale Akbar Rp.1. Gratis Ongkir Super DAHSYAT dan masih banyak promo lainnya.
"Saya hanya akan bilang satu hal, sesuatu yang sudah sangat jelas, Federasi Rusia tidak berperang dengan Ukraina, bukan dengan setengah Nazi Ukraina atau rezim Nazi, negara kita berperang melawan 3,6 juta tentara NATO (yang kuat)," kata Medvedev dalam wawancara dengan media terkemuka Rusia, termasuk Sputnik, dikutip Jumat (24/3/2023).

Pria yang kini menjabat Wakil Ketua Dewan Keamanan Nasional Rusia itu menegaskan, keterlibatan NATO sudah terang-terangan, tidak sembunyi lagi.
Dia memperkuat keterangannya dengan mengulangi pernyataan para pengamat dari negara Barat yang mengakui keterlibatan NATO.

Lebih lanjut Medvedev mengulangi soal tujuan operasi militer khusus Rusia di Ukraina, yakni demiliterisasi atau perlucutan senjata. Menurut dia, Rusia harus membuat zona bersih senjata di sekitar perbatasan. Di zona itu tak dibolehkan penggunaan senjata pada jarak menengah atau pendek.

"Kita harus mencapai semua tujuan yang telah ditetapkan untuk melindungi wilayah kita. Usir semua orang asing yang ada di sana, dalam arti luas, buat zona bersih yang tidak membolehkan penggunaan segala jenis senjata jarak menengah dan pendek, yaitu 70 sampai 100 km, untuk mendemiliterisasi, jika kita bicara tentang komponen militer," kata Medvedev.
Sekutu dekat Presiden Vladimir Putin itu menambahkan, setiap upaya untuk merebut Krimea sudah cukup alasan bagi negaranya untuk meresponsnya dengan nuklir.
Doktrin nuklir Rusia memungkinkan diterapkan karena sudah tergolong ancaman langsung terhadap keberadaan negara.
Editor : Anton Suhartono
Follow Berita iNews di Google News