Kolaps! Studi Ini Ungkap 186 Bank AS Berisiko Gagal - Beritasatu
Kolaps! Studi Ini Ungkap 186 Bank AS Berisiko Gagal

New York, Beritasatu.com - Sebuah studi kerapuhan sistem perbankan Amerika Serikat (AS) menemukan bahwa 186 bank lainnya berisiko gagal atau bank kolaps. Hanya setengah dari deposan perbankan AS yang tidak diasuransikan memutuskan untuk menarik dana mereka.
"Dengan kegagalan tiga bank regional sejak Maret 2023, dan satu lagi tertatih-tatih di tepi jurang, akankah AS segera melihat serangkaian kegagalan bank?" tanya laporan itu dalam USA Today dikutip Antara Kamis (4/5/2023).
Bloomberg telah melaporkan bahwa PacWest Bancorp yang berbasis di San Francisco, AS sedang mempertimbangkan penjualan.
Pekan lalu, First Republic Bank menjadi bank ketiga yang ambruk, kegagalan bank terbesar kedua dalam sejarah AS setelah Washington Mutual, yang jatuh pada 2008 di tengah krisis keuangan. Silicon Valley Bank dan Signature Bank ditutup pada Maret.
"Bank-bank regional gagal karena kenaikan suku bunga Federal Reserve (The Fed) yang agresif untuk meredam inflasi telah mengikis nilai aset bank seperti obligasi pemerintah dan sekuritas yang didukung hipotek," catat laporan tersebut.
The Fed menaikkan suku bunga sebesar seperempat persentase poin atau 25 basis poin pada Rabu (3/5/2023) dalam langkah ke-10 berturut-turut dalam perang melawan inflasi.
Sebagian besar obligasi membayar suku bunga tetap yang menjadi menarik saat suku bunga turun. Hal ini menaikkan permintaan dan harga obligasi, menurut laporan tersebut.
Di sisi lain, jika suku bunga naik, investor tidak lagi memilih suku bunga tetap lebih rendah yang dibayarkan obligasi.
Banyak bank meningkatkan kepemilikan obligasi selama pandemi, ketika simpanan berlimpah tetapi permintaan dan imbal hasil pinjaman lemah.
Bagi banyak bank, kerugian yang belum direalisasi ini akan tetap di atas kertas. Namun yang lain mungkin menghadapi kerugian nyata jika mereka harus menjual sekuritas untuk likuiditas atau alasan lain, menurut Federal Reserve St. Louis.
"Penurunan nilai aset bank baru-baru ini meningkatkan kerapuhan sistem perbankan AS untuk menjalankan deposan yang tidak diasuransikan," tulis para ekonom dalam makalah baru-baru ini yang diterbitkan di Social Science Research Network.
Penarikan dana besa di bank-bank ini dapat menimbulkan risiko bahkan bagi deposan yang diasuransikan - mereka yang memiliki US$ 250.000 atau kurang di bank - karena dana asuransi simpanan Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) mulai mengalami kerugian, tulis para ekonom.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
BERITA TERKAIT

Harga Emas Tertinggi Sepanjang Masa karena Kekhawatiran Perbankan

Bursa AS Loyo 4 Hari Beruntun karena Isu Bank, Dow Jones Negatif di 2023

Lelang First Republic Bank, PNC Financial dan JP Morgan Ajukan Tawaran Terakhir

Bursa Eropa Anjlok karena Kegelisahan Sektor Perbankan

Bursa Asia Bervariasi karena Kekhawatiran Perbankan AS
