Siapa RFS Pasukan Paramiliter Biang Perang Saudara di Sudan? - CNN Indonesia
Siapa RFS Pasukan Paramiliter Biang Perang Saudara di Sudan?

Foto: Upaya kudeta terjadi di Sudan. Pihak paramiliter Rapid Support Forces (RSF) mengklaim telah menguasai istana kepresidenan dan bandara Khartoum. (AP/Samir Bol)
Jakarta, CNN Indonesia --
Sudan tengah berada di ambang perang setelah pasukan paramiliter Rapid Support Forces (RSF) menguasai istana kepresidenan dan dua bandara internasional.
Pada Sabtu (15/4), RSF mengklaim telah menduduki Istana Kepresidenan Sudan, stasiun televisi lokal, hingga bandara di Khartoum dan satu di kota lain.
Pemimpin militer Sudan membantah klaim RSF bahwa mereka telah menguasai istana. Saling tuding hingga serangan udara pun tidak terhindarkan akibat bentrok dari dua faksi militer tersebut.
Ancaman perang di Sudan terjadi setelah meningkatnya ketegangan selama bertahun-tahun antara paramiliter RSF dengan militer Sudan yang dipimpin oleh penguasa de facto, Abdel Fattah al-Burhan.
Apa Itu Pasukan Paramiliter RSF?
Dilansir dari Washington Post, Rapid Support Force awalnya adalah pasukan paramiliter yang dibentuk dan dikendalikan oleh Pemerintah Sudan.
Mulanya diberi nama Janjaweed, milisi RSF dikerahkan ke medan perang atas nama pemerintah Sudan selama perang di Darfur, Sudan bagian barat. Mereka dimanfaatkan oleh pemimpin otoriter saat itu, Omar al-Bashir, untuk membantu militer menghentikan pemberontakan sipil.
Saat itu, militer Sudan hanya punya angkatan udara yang kuat dan persenjataan berat, namun kurang mampu memobilisasi perang secara efektif seperti daerah pedesaan gersang di Darfur.
Oleh karena itu, dengan memanfaatkan kuda hingga unta, Janjaweed diturunkan untuk ikut memerangi pemberontak sipil.
Di tahun 2010-an, Janjaweed berubah menjadi unit reaksi cepat yang lebih formal, yang kini dikenal sebagai Rapid Support Force (RSF). Mereka bahkan didukung secara finansial oleh Bashir, hingga para komandan RSF pun kaya dan berkuasa.
RSf juga dikerahkan ke luar Darfur untuk mengatasi bentrokan antar suku di sepanjang perbatasan Sudan.
Pada tahun 2019, protes sipil menggulingkan kediktatoran Bashir dari kekuasaan Sudan.
Dilansir dari Reuters, dua tahun kemudian militer Sudan dan RSF bersekongkol melakukan kudeta, sebelum menyerahkan kekuasaan kepada pemerintah yang dipimpin sipil akibat tekanan internasional.
Namun kesepakatan itu tak berakhir mulus hingga saat ini. Peralihan dan perebutan kekuasaan juga tidak terhindarkan.
Berlanjut ke halaman berikutnya >>>
Siapa yang Memimpin RSF?